Saat ini pengiriman uang jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah, mulai dari menggunakan mesin ATM, mobile banking, hingga aplikasi dompet digital. Maka dari itu, tidak heran jika semakin banyak pula orang yang salah mengirim uang, khususnya apabila orang tersebut mengirimnya dengan tergesa-gesa.
Jika Anda mengalami hal ini, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, Anda bisa mengurus pengembalian uang yang salah transfer tersebut dengan mengunjungi customer service bank yang Anda gunakan dengan membawa berbagai dokumen sebagai buktinya. Salah satu dokumen yang harus Anda bawa adalah surat pernyataan salah transfer.
Fungsi Surat Penyataan Salah Transfer
Surat pernyataan salah transfer adalah surat resmi yang menyatakan bahwa Anda telah mengirim uang kepada orang yang salah. Surat ini dapat Anda sertakan bersama KTP, buku tabungan dan bukti-bukti lainnya untuk diserahkan kepada customer service bank ketika Anda mengajukan permohonan pengembalian dana.
Proses pengajuan surat pernyataan salah transfer ke bank ini penting, sebab bank perlu mengkonfirmasi dan melakukan verifikasi atas data-data yang telah Anda kirimkan. Jika data-data tersebut valid, maka bank akan berusaha membantu Anda dengan menghubungi pihak penerima uang tersebut karena hanya pihak bank yang memiliki legitimasi untuk mengakses data nasabah.
Bagi pihak penerima uang, kontak dari bank ini penting untuk memastikan bahwa permintaan pengiriman ulang uang tersebut memang benar adanya. Sebab, saat ini banyak oknum penipu yang mengatasnamakan salah transfer dan menghubungi si penerima secara langsung.
Contoh Surat Pernyataan Salah Transfer
Karena merupakan dokumen resmi, di dalam surat ini juga harus ada data-data pribadi Anda, mulai dari nama, alamat hingga nomor KTP. Tujuannya adalah supaya pihak bank dapat segera melakukan pengecekan apakah identitas yang telah Anda berikan benar atau tidak. Sementara untuk penerima uang tersebut, Anda bisa menuliskan nama lengkap dan nomor rekeningnya, sebab bisa jadi Anda tidak mengetahui penerima uang terkait.
Berikut ini beberapa contoh surat pernyataan salah transfer
Sumber: Studocu
Anda bisa menuliskan nama dan nomor rekening penerima dana dengan masuk ke dalam paragraf seperti dalam format di atas, maupun dengan daftar tersendiri sebagaimana contoh di bawah ini:
Meskipun tidak ada format resmi dalam hal penulisan surat pernyataan ini, namun pastikan data diri dan nomor rekening Anda dan penerima dapat terbaca dengan jelas oleh pihak bank. Dengan demikian, proses pengembalian uang yang telah terkirim dapat berlangsung dengan lebih cepat.
Selain data diri Anda dan penerima, dokumen ini juga harus Anda tandatangani dan diberi meterai 10.000. Sebab, surat pernyataan merupakan salah satu jenis surat yang harus dibubuhi meterai, sehingga surat tersebut bisa dijadikan bukti di pengadilan secara langsung.
Selain menggunakan meterai fisik, Anda juga bisa menggunakan e-meterai serta tanda tangan digital untuk membuat surat pernyataan salah transfer ini. Sama halnya seperti meterai fisik, e-meterai juga dapat digunakan untuk menerangkan hal-hal yang bersifat perdata seperti surat perjanjian, dokumen transaksi, dokumen lelang, dan termasuk juga surat pernyataan salah transfer.
Namun, untuk memastikan keaslian dari e-meterai tersebut, pastikan Anda membelinya melalui mitra resmi seperti Privy. Jika masih belum terlalu familiar seputar cara menggunakan dan membeli e-meterai, Anda dapat mengikuti panduan cara membeli e-meterai yang telah ditulis Privy di halaman blog kami.
Aturan bagi Nasabah Penerima Uang Salah Transfer
Sederhananya, nasabah penerima uang salah transfer harus mau mengirimkan uang tersebut kembali, atau kalau tidak akan terkena hukuman jeruji paling lama selama 5 tahun atau denda paling banyak sebesar 5 miliar rupiah. Hal ini sesuai dengan Pasal 85 UU Nomor 3/2011 yang berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai miliknya dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp5 miliar.”
Namun demikian, penilaian terhadap pengembalian uang salah transfer ini juga harus hati-hati. Pasalnya, pihak pengirim bisa jadi bukan individu yang tergesa-gesa, melainkan bank atau perusahaan lainnya. Oleh karena itu, bank atau siapapun pihak yang salah mengirim uang harus menyediakan bukti-bukti yang mencukupi.
Menurut Jonker Sihombing, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH), sebagaimana dilansir oleh Hukum Online, penerapan pasal tersebut tidak bisa serta merta. Selain bank atau pihak pengirim harus menyertakan bukti-bukti yang cukup, bisa jadi nasabah penerima uang tersebut juga telah melakukan cross check ke bank untuk memastikan dana yang masuk. Apabila hal ini terjadi, maka frasa “dengan sengaja” pada pasal di atas bisa jadi tidak terpenuhi, sehingga dana tersebut bisa jadi sepenuhnya milik nasabah penerima.
Oleh karena itu, jika Anda menerima pengiriman uang yang salah kirim, sebaiknya Anda segera menghubungi pihak bank pengirim, sebelum pihak pengirim mengajukan surat permohonan pengembalian dana. Jangan lupa bawa bukti yang diperlukan, seperti cetak mutasi, KTP dan buku rekening.
Jangan lupa juga, pastikan proses cross check ini Anda dokumentasikan dengan baik. Hasil dokumentasi ini akan bermanfaat di pengadilan jika Anda diduga enggan mengembalikan uang tersebut dan sengaja ingin menguasainya.
Tips Agar Tidak Salah Transfer Uang di Bank
Meskipun bisa dikembalikan, namun tentunya proses pengembalian uang yang salah ditransfer akan memakan waktu dan tenaga. Oleh sebab itu, alih-alih mengandalkan mekanisme ini, sebaiknya Anda tidak salah transfer uang di bank. Berikut ini tipsnya:
1. Simpan Data Rekening yang Sering Menjadi Penerima Uang
Tips yang pertama adalah, simpan data rekening orang yang sering Anda kirimi uang di aplikasi mobile banking Anda. Misalnya, rekening orang tua di rumah, atau pemilik kost yang setiap bulan harus Anda kirimi uang sewa. Dengan demikian, ketika Anda perlu mentransfer uang kepada mereka lagi, Anda tinggal perlu mencari di menu riwayat transfer.
Selain menyimpan data rekening yang diperlukan, sebaiknya Anda juga menghapus data nomor rekening lama yang sudah tidak lagi Anda kirimi uang secara rutin supaya Anda tidak salah pencet nomor penerima.
2. Menggunakan BI-Fast
Jika Anda ingin mengirim ke bank lain, Anda bisa menggunakan menu pengiriman BI-Fast lalu memilih mengirim menggunakan nomor handphone atau email dan bukan rekening. Dengan demikian, Anda hanya akan mengirimkan uang kepada orang yang nomor handphonenya telah Anda ketahui.
Jika penerima uang tersebut mendaftarkan nomor handphone dan email-nya ke bank, maka proses transfer dengan metode ini bisa dilakukan.
3. Cek Dua Kali Sebelum Klik Kirim
Pada akhirnya, langkah yang harus Anda lakukan sebelum mengirim uang transfer adalah mengecek ulang nama dan nomor rekening penerima minimal 2 kali. Pastikan ejaan nama dan angka nomor rekening yang tertera benar adanya. Selain itu, setelah mengirim uang tersebut, pastikan Anda menghubungi penerima terkait untuk memastikan kalau uang telah diterima dengan baik.
Selain 3 tips di atas, Anda juga bisa menggunakan fitur autodebet untuk memastikan pengiriman uang untuk kebutuhan yang benar-benar rutin, seperti pembayaran tagihan listrik, cicilan kredit, tagihan kartu kredit dan lain sebagainya.