Waspada Pencurian Data Pribadi, Ini Cara Mencegah dan Mitigasinya

waspada pencurian data pribadi

Beberapa tahun belakangan ini, negara Indonesia diramaikan dengan kasus pencurian data pribadi dari berbagai institusi. Pencurian data pribadi adalah aktivitas mengambil data rahasia seseorang untuk kepentingan pihak tertentu tanpa adanya persetujuan dari pihak pemilik data. 

Data-data tersebut didapatkan oleh seorang hacker yang meretas situs resmi perusahaan, negara, atau individu dan dijual di situs ilegal. Lantas, mengapa pencurian data pribadi dianggap berbahaya? Bagaimana upaya mitigasinya?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!

Mengapa Pencurian Data Pribadi Berbahaya?

Merujuk pada situs KataData, Indonesia telah mengalami peningkatan laporan pencurian data pribadi selama lima tahun terakhir menjadi 810% dari 20 laporan yang masuk pada 2016. Jumlah angka yang meningkat fantastis ini tentu tidak bisa didiamkan begitu saja karena pasti memberikan dampak berbahaya bagi pemiliknya. Padahal, privasi setiap orang di era digital merupakan hal yang sangat penting.

Berikut adalah beberapa dampak negatif pencurian data pribadi bagi individu maupun perusahaan:

1. Bobol rekening dan layanan keuangan lainnya

Ketika Anda membuat rekening tabungan atau dompet elektronik seperti Gopay, OVO, dan sebagainya, pastilah Anda diminta untuk mengisi data diri. Setiap perusahaan penyelenggara sistem elektronik (PSE) tersebut berkewajiban untuk menyimpan data diri Anda.

Perusahaan dilarang menjual atau membocorkan data diri pengguna tanpa seizin pemiliknya. Namun, risiko hacker menyerang situs perusahaan tidak bisalah dihindari. Data yang didapatkan dari perusahaan layanan keuangan dapat dijadikan sasaran empuk untuk membobol rekening Anda. 

Informasi seperti NIK, alamat email, nomor telepon, hingga alamat rumah yang terhubung dengan akun rekening Anda bisa dengan mudah dibobol oleh orang lain. 

2. Risiko terdampak phising, spoofing, dan cracking

Jenis-jenis kejahatan siber paling umum bisa berupa phising, spoofing, dan cracking. Apa saja penjelasan ketiga aktivitas tersebut? 

Pernahkah Anda mendapatkan pesan atau email yang mengarahkan kepada situs link tertentu? Jika pernah, jangan pernah mengunjungi situs tersebut walau kelihatannya sangat meyakinkan. 

Link yang diberikan melalui email atau SMS itu merupakan kegiatan phising yang dilakukan oleh seseorang untuk kepentingan komersial. Ketika Anda mengklik link tersebut, Anda akan diarahkan ke situs ilegal yang dibuat oleh seseorang atau kelompok orang untuk mendapatkan informasi pribadi Anda. 

Selain itu, ada juga kegiatan spoofing di mana seseorang akan menyamar menjadi pihak lain seperti pemerintah, bank, perusahaan, dan institusi lainnya. Biasanya pelaku spoofing akan menyerang melalui panggilan telepon atau mengirimkan aplikasi ilegal untuk diunduh. 

Jenis pencurian yang terakhir adalah cracking yang mana sistem keamanan komputer pribadi atau perusahaan dibobol untuk mendapatkan data-data di dalamnya. 

Para pelaku pencurian ini biasanya mengincar data kredensial seperti password dan nomor pin. Selain itu, data-data seperti asuransi kesehatan, alamat rumah, hingga nama orang tua juga bisa jadi incaran para oknum tersebut.

3. Sasaran pengajuan pinjaman online

Dalam pengajuan pinjaman online, informasi pribadi Anda sangat dibutuhkan sebagai syarat cairnya uang yang diajukan. Jika terjadi kebocoran data pribadi dan oknum tak bertanggung jawab memiliki informasi pribadi lengkap Anda, besar kemungkinan mereka dapat mengajukan pinjaman online di aplikasi ilegal. 

Aplikasi pinjaman ilegal biasanya tidak memiliki tahapan yang rumit dan bisa dimanipulasi. Jadi, tidak jarang ada kasus di mana seseorang merasa tidak mengajukan pinjaman, tetapi mendapat tagihan untuk membayar angsuran. 

Semua informasi tersebut didapatkan dari pencurian data yang sengaja diretas atau dibeli oleh pihak yang menginginkan keuntungan sendiri. 

Cara Mencegah Pencurian Data Pribadi

Untuk mengatasi bahaya dari pencurian data pribadi, Anda perlu melakukan beberapa upaya pencegahan. Berikut ada beberapa cara mencegah pencurian informasi pribadi baik bagi individu maupun perusahaan:

1. Selalu unduh aplikasi legal 

Jika di gadget Anda masih ada aplikasi mod dan ilegal, sebaiknya segera hapus aplikasi tersebut jika tidak ingin mengalami kasus pencurian informasi. Hal ini lantaran aplikasi ilegal tidak memiliki kualitas dan standar perlindungan data pengguna yang memungkinkan pengembang aplikasi menggunakannya untuk kepentingan pribadi. 

Dengan aplikasi legal, informasi Anda terjamin karena ada persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah aplikasi bisa dikategorikan aman. Selain itu, risiko virus berbahaya seperti malware akan bisa dihindari juga dengan menggunakan aplikasi legal.

2. Batasi penggunaan WiFi gratis di tempat umum

Mengerjakan tugas dan bersantai di cafe memang paling nyaman karena tersedia WiFi gratis. Namun, ternyata mengakses jaringan internet gratis di tempat umum bisa jadi salah satu media hacker untuk mendapatkan informasi pribadi. 

Anda bisa mencegahnya dengan menggunakan VPN atau menyambungkan internet dengan hotspot dari smartphone. Aplikasi VPN dapat menjaga data Anda supaya tidak mudah diretas. Dengan VPN, kegiatan transmisi data juga akan tertutupi sehingga orang lain tidak akan tahu aktivitas yang sedang Anda lakukan.

Sudah banyak aplikasi VPN yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store atau App Store. Akan tetapi, Anda juga perlu teliti dan cermat sebelum mengunduh aplikasi VPN. Carilah aplikasi yang sudah memiliki banyak pengguna dengan rating tinggi. 

3. Selalu lakukan enkripsi data 

Menjaga informasi pengguna tentulah menjadi kewajiban sebuah perusahaan. Perusahaan yang sudah menggunakan konsep digitalisasi data perlu memastikan data-data pengguna sudah terenkripsi dengan benar. 

Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan keamanan informasi agar tidak mudah diretas oleh hacker. Data-data sensitif pengguna seperti password dan nomor pin perlu dienkripsi seperti contohnya menggunakan SSL. 

Cara Mitigasi Jika Data Pribadi Telah Dicuri

Walau upaya pencegahan sudah dilakukan, kemungkinan informasi pribadi dicuri masih tetap ada. Maka dari itu, ada beberapa cara mitigasi yang bisa diikuti jika data pribadi telah dicuri:

1. Menggunakan otentikasi keamanan 2 faktor

Jika ada informasi mengenai kebocoran informasi, Anda tidak perlu panik. Anda bisa segera menyalakan fitur otentikasi keamanan 2 faktor. 

Dilansir dari situs resmi Microsoft, metode keamanan ini memerlukan 2 bentuk identifikasi agar bisa mengakses data yang ada di dalamnya. Tentunya identifikasi ini hanya diketahui oleh pemilik akun.

Dengan metode ini juga, para pengusaha bisa memaksimalkan perlindungan informasi penting perusahaan dari serangan hacker yang tak bertanggung jawab. 

2. Ganti kode pin dan password secara berkala

Mengganti kode pin secara berkala ternyata bisa jadi upaya mitigasi dari informasi yang sudah terlanjur dicuri. Aplikasi seperti email, mbanking, media sosial, dompet elektronik, dan lainnya akan jadi target utama pencurian data sehingga kata sandi perlu sering diubah.

Sebagai catatan, jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, nomor rumah, atau nomor telepon. Hal ini lantaran ketika hacker mendapatkan satu informasi pribadi Anda, mereka bisa langsung masuk ke seluruh akun Anda tanpa terkecuali. 

Pencurian data pribadi bisa jadi terjadi kapan saja tanpa adanya peringatan apa pun. Jadi, cegah terjadinya kemungkinan tersebut dengan melindungi data diri dengan beberapa cara yang sudah dibahas.

Tinggalkan Balasan