Maraknya kasus pemalsuan dokumen digital ataupun nondigital perlu menjadi perhatian khusus bagi setiap orang. Tidak hanya merugikan individu saja, tetapi kasus seperti ini dapat melibatkan banyak pihak untuk mengusutnya.
Hampir setiap dokumen penting bisa dipalsukan dengan tujuan pribadi atau organisasi tertentu. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena di Indonesia sudah ada hukum yang mengatur mengenai pemalsuan ini baik bagi pelaku maupun korban.
Untuk itu, bagi Anda yang sering berurusan dengan pembuatan dokumen, penting untuk mengetahui pasal hukum yang berlaku serta cara melaporkan kasus tersebut. Mari simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini!
Pengertian Pemalsuan Dokumen
Sesuai dengan namanya, pemalsuan dokumen (arsip) merujuk pada tindakan mengubah atau membuat ulang sebuah dokumen secara sengaja dengan tujuan tertentu. Biasanya tujuan para pelaku pemalsuan ini untuk menipu dan mengambil keuntungan pribadi.
Berbagai jenis dokumen bisa dimanipulasi oleh pihak tidak bertanggung jawab, seperti sertifikat tanah, kontrak perjanjian kerja, dan surat resmi lainnya. Selain itu, identitas pribadi seperti KTP atau SIM juga menjadi salah satu dokumen yang paling banyak dipalsukan, lho!
Manipulasi dilakukan dengan mengubah identitas seseorang, mengubah tanggal atau alamat dokumen, memalsukan tanda tangan seseorang, atau mengubah keseluruhan informasi dalam sebuah dokumen.Â
Umumnya, pelaku manipulasi ini bertujuan untuk menghindari tanggung jawab tertentu seperti pembayaran utang, penyelesaian perkara, atau yang lainnya. Jika Anda pernah mendengar kasus penyalahgunaan identitas orang lain untuk mengajukan pinjaman online ilegal, kasus tersebut adalah salah satu bentuk kecil dari pemalsuan dokumen.
Pasalnya, orang yang mengajukan pinjaman tersebut bukanlah pemilik resmi arsip sehingga bisa dikatakan sebagai upaya manipulasi data untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Pemalsuan arsip ini tentu sangat merugikan setiap pihak yang memiliki arsip tersebut. Tentunya aktivitas manipulasi ini dikategorikan sebagai tindak kriminal dengan konsekuensi sesuai hukuman yang berlaku.
Pasal Pemalsuan Dokumen
Jika Anda mendapati adanya indikasi pemalsuan dalam transaksi yang dilakukan, Anda tidak perlu khawatir untuk mengalami kerugian. Pemerintah Indonesia sudah mengatur pasal pemalsuan dokumen dalam Pasal 263 dan Pasal 264 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KHUP).
Pasal 263 KUHP secara umum mengatur dan menyatakan bahwa setiap orang yang sengaja mengubah surat atau pemalsuan dokumen lainnya dengan maksud untuk meniup orang lain, akan diancam pidana penjara maksimal 6 tahun.
Selain itu, Pasal 264 KUHP membahas tentang hukuman maksimal 8 tahun penjara bagi seseorang yang memalsukan dokumen seperti akta-akta autentik, sertifikat hutang, surat sero, tanda bukti dividen (bunga), dan surat kredit.
Sudah terlihat jelas bukan hukum yang berlaku untuk melindungi Anda dari manipulasi arsip? Jadi, segala transaksi Anda bisa terjamin keamanannya secara hukum selama terdapat transaksi mencurigakan dari pihak lain.
Pasal-pasal tersebut juga bisa dijatuhkan lebih berat lagi bagi seseorang yang memanipulasi arsip penting dan rahasia seperti tindakan terorisme, korupsi, atau tindakan lain yang menyangkut hajat hidup masyarakat luat.
Dampak Pemalsuan Dokumen
Setiap ada kasus yang merugikan pihak tertentu, pasti akan ada dampak yang dirasakan baik bagi pelaku kejahatan maupun yang terdampak. Begitu pula dengan kasus pemalsuan dokumen yang akan memberi dampak seperti berikut ini:
Salah satu tujuan pembuatan dokumen adalah sebagai bentuk resmi keterangan akan suatu transaksi atau perjanjian. Maka dari itu, kedudukan sebuah dokumen/arsip sangat penting untuk dijadikan bukti sah apabila terjadi permasalahan di kemudian hari.
Jika arsip tersebut dimanipulasi, tentunya hal ini akan memengaruhi tingkat kepercayaan antar individu, organisasi/perusahaan, atau bahkan masyarakat luas. Dengan kata lain, bagaimana pihak lain bisa percaya dengan transaksi atau perjanjian yang akan dilakukan jika dokumen yang disetujui saja dipalsukan?
2. Pelanggaran hukum
Dampak nyata dari aktivitas pemalsuan dokumen pastinya adalah pelanggaran hukum. Pelaku manipulasi bisa dikenakan sanksi pidana berupa denda, hukuman penjara, atau bahkan keduanya.
Tujuan dari adanya dasar hukum ini adalah untuk menjaga proses transaksi agar tetap sah dan menghindari risiko kerugian akibat manipulasi arsip tersebut. Pelaku pun diharapkan akan merasakan efek jera akibat perbuatannya tersebut.
Cara Melaporkan Pemalsuan Dokumen
Apabila Anda menemukan indikasi adanya pemalsuan dokumen dalam transaksi atau perjanjian yang sedang dilakukan, Anda bisa segera melaporkannya dengan beberapa cara di bawah ini:
1. Mengumpulkan bukti pemalsuan dokumen
Hal pertama yang perlu Anda siapkan adalah mengumpulkan bukti dokumen yang sudah dimanipulasi. Anda dapat menunjukkan perbandingan arsip pada awal perjanjian, menunjukkan identitas pelaku, atau bukti-bukti lainnya untuk memperkuat argumen.
Cara ini akan efektif bila Anda juga memiliki saksi yang cukup untuk meyakinkan pihak berwenang terhadap kasus yang sedang dialami. Maka dari itu, penting untuk Anda selalu mendokumentasikan atau mengarsipkan data-data penting pihak lain untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Membuat surat laporan ke kepolisian terdekat
Setelah dirasa bukti-bukti sudah terkumpul lengkap, Anda bisa langsung membuat surat laporan ke kepolisian terdekat. Anda dapat mengunjungi langsung kantor polisi terdekat dari wilayah tempat tinggal atau menghubungi terlebih dahulu call center kepolisian setempat.
Selanjutnya, polisi akan mengarahkan langkah berikutnya yang perlu Anda lakukan seperti menyiapkan berkas, memasukkan surat laporan, dan lain sebagainya.
3. Menginformasikan keterangan lebih lanjut terkait laporan yang diajukan
Surat laporan yang sudah Anda ajukan kemudian akan diproses oleh kepolisian. Jika disetujui, Anda akan diminta untuk memberi keterangan lebih lanjut terkait laporan tersebut.
Pada tahap ini, Anda dapat menunjukkan bukti-bukti yang dimiliki dan menjawab beberapa pertanyaan dari polisi terkait permasalahan tersebut.
Apabila dirasa informasi yang didapat sudah cukup, polisi akan memproses kembali
4. Menunggu hasil pemrosesan laporan oleh pihak kepolisian
Apabila dirasa informasi yang didapat sudah cukup, polisi akan memproses kembali data-data tersebut dan mengusutnya lebih mendalam. Setelah itu, Anda tinggal menunggu hasil investigasi keluar.
Mencegah Pemalsuan Dokumen dengan Tanda Tangan Digital
Salah satu jenis pemalsuan paling marak terjadi adalah manipulasi tanda tangan terlebih untuk tanda tangan manual. Untuk mencegah hal itu terjadi, Anda sekarang bisa menggunakan tanda tangan digital sebagai solusinya. Lalu, apa bedanya dengan tanda tangan manual biasanya?
Perbedaannya terdapat pada sistem keamanan yang digunakan. Tanda tangan digital bisa dibuat melalui aplikasi seperti Privy yang sudah tersertifikasi dari KOMINFO dan memiliki sistem keamanan data enkripsi end-to-end.Â
Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk memantau penandatanganan dokumen digital agar tidak ditiru oleh orang lain. Setiap aktivitas menggunakan tanda tangan digital akan masuk ke notifikasi aplikasi. Dengan begitu, jika Anda tidak merasa memakai TTd tersebut, Anda dapat mengusutnya lebih dalam lagi.
Demikianlah pembahasan mengenai aktivitas pemalsuan dokumen beserta pasal yang melindunginya dan cara melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib. Anda bisa mengambil langkah preventif untuk menghadapi kemungkinan pemalsuan tersebut dengan menggunakan tanda tangan digital yang sudah tersertifikasi.