Mengenal Cyberstalking, Bahaya, serta Tips Menanganinya

karakter duduk di atas kursi

Pastinya Anda pernah mendengar istilah stalking, bukan? Atau mungkin Anda sendiri pernah melakukannya dengan tujuan tertentu? Tindakan stalking pada dasarnya adalah memantau atau mencari informasi mengenai sesuatu atau seseorang di platform tertentu atau sosial media. 

Nah, akan tetapi, kegiatan ini bisa merugikan pihak lain apabila bertujuan untuk menggunakan informasi tersebut demi kepentingan tertentu. Apabila terjadi hal demikian, aktivitas tersebut dikenal istilah cyberstalking.

Namun, apa sebenarnya cyberstalking itu? Apakah berbahaya bagi penggunanya? Bagaimana tips menanganinya? Seluruh pertanyaan tersebut akan dijawab pada pembahasan di bawah ini! 

Apa Itu Cyberstalking?

Cyberstalking adalah tindakan kejahatan oleh hacker untuk memenuhi kepentingan individu atau segelintir kelompok tertentu. Tujuan para pelaku tindak kejahatan ini sangatlah beragam. 

Ada yang bertujuan untuk mendapatkan akses keuangan seseorang, menjual data pribadi yang sifatnya privasi di platform tidak resmi, menyebarkan berita hoax hingga untuk kepentingan pribadi seperti mengancam, tuduhan palsu, dan menakut-nakuti seseorang. Hal ini bisa dilakukan oleh para hacker dengan bermodalkan informasi yang dimiliki. 

Upaya yang dilakukan oleh pelaku biasanya dengan mengirim pesan secara anonim, menelepon calon korban berkali-kali, hingga mengancam akan mendatangi rumah. Sungguh menyeramkan, bukan? 

Namun, perlu digarisbawahi bahwa mencari tahu informasi tertentu disebut sebagai cyberstalking. Selama Anda tidak menggunakan informasi tersebut untuk keperluan pribadi, hal tersebut tidak akan dikatakan sebagai cyberstalking

Baca Juga: Apa Itu Cyber Security? Kenali Pengertian, Jenis dan Ancaman

Bahaya Cyberstalking

Dari pemahaman yang telah diuraikan di atas, terlihat bahwa tindakan cyberstalking menimbulkan beberapa risiko yang signifikan. Berikut beberapa dampak bahaya dari aksi cyberstalking: 

1. Kebocoran Data Pribadi

Bahaya utama dari tindak kejahatan ini adalah adanya kebocoran data pribadi ke pihak tidak bertanggung jawab. Data pribadi yang diambil oleh para hacker bisa berupa nama lengkap, alamat tempat tinggal, nomor telepon, hingga informasi seputar keluarga dan kerabat terdekat.

Nantinya, informasi tersebut dapat digunakan untuk menipu bahkan mengancam keberadaan seseorang. Jadi, dapat dipastikan bahwa tindakan ini akan sangat merugikan bagi para korban yang mengalaminya. 

2. Transaksi Keuangan Sepihak

Dari data yang bocor tersebut, segala informasi dan akses terhadap akun-akun pengguna bisa disusupi dengan mudah. Terutama mengenai transaksi keuangan, seperti penarikan uang tunai, transfer dana, pembukaan rekening baru, hingga pengajuan kredit.

Hal ini akan sangat merugikan finansial seseorang terlebih apabila terdapat banyak aktivitas keuangan yang sudah dilakukan di dalamnya. 

3. Ancaman Dunia Maya dan Dunia Nyata

Bahaya yang tidak dapat terelakan dari adanya tindakan cyberstalking adalah ancaman di dalam dunia maya dan dunia nyata. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Perlu dipahami bahwa motif hacker melakukan cyberstalking tentunya sangat beragam. Mereka bahkan tidak segan-segan untuk mengancam atau bahkan menghampiri korban untuk memenuhi tujuannya. 

Apabila sudah di tahap ini, Anda perlu waspada dan meminta perlindungan dari pihak berwajib. Ancaman sekecil apa pun tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak buruk ke depannya. 

4. Gangguan Psikologis

Salah satu dampak serius dari cyberstalking adalah gangguan psikologis yang ditimbulkannya pada korban. Korban sering kali mengalami tingkat stres yang tinggi, kecemasan, dan mungkin bahkan depresi sebagai akibat dari tindakan tersebut. Mereka terjebak dalam kecemasan yang konstan karena ancaman dan pelecehan yang mereka terima dari pelaku cyberstalking.

Dampak psikologis ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental korban. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, perubahan dalam perilaku mereka, dan merasa terisolasi dari lingkungan sosial, termasuk teman-teman dan keluarga mereka. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, korban bahkan dapat mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) karena pengalaman traumatis yang mereka alami.

Baca Juga: 15 Contoh Kasus Cybercrime di Indonesia yang Pernah Ramai Dibicarakan

Penyebab Cyberstalking

Terjadinya tindak kejahatan ini bukanlah tanpa sebab. Berikut ada beberapa motif yang biasanya dilakukan oleh para hacker, antara lain: 

1. Kepentingan Pribadi atau Golongan Tertentu

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa cyberstalking sangat berpotensi dilakukan karena adanya kepentingan individu atau kelompok tertentu. 

Tindakan ini bisa dilakukan karena adanya dendam, sakit hati, kekecewaan, atau berusaha menjatuhkan pihak tertentu. Dengan begitu, para hacker berupaya untuk menggali informasi pribadi sebanyak-banyaknya dan menggunakannya untuk menyerang individu atau institusi/perusahaan tertentu. 

Misalnya, Anda pernah melihat kasus di mana seseorang yang sedang naik daun dan diperbincangkan di seluruh media sosial tiba-tiba redup dan kedapatan terjebak kasus tertentu. Hal ini bisa dijadikan salah satu contoh cyberstalking di mana ada pihak yang menggunakan informasi masa lalu individu tersebut untuk menjatuhkannya. 

2. Mengancam Pihak Tertentu

Tindakan mengancam pihak tertentu bisa dengan lancar dilakukan apabila Anda sudah memiliki informasi tentang individu atau institusi/perusahaan tersebut. Dengan begitu, Anda bisa menyerangnya dengan mudah karena ada “jejak digital” yang masih tersimpan di platform internet. 

Tips Menangani Cyberstalking

Apabila Anda kedapatan harus menghadapi cyberstalking, berikut ada beberapa tips menanganinya yang cukup efektif: 

1. Gunakan Sistem Keamanan Dua Lapis

Tips pertama adalah pastikan seluruh akun atau perangkat Anda menggunakan sistem keamanan dua lapis atau 2FA (two-factor authentication). Sistem ini berfungsi untuk mencegah pihak tidak berwenang masuk tanpa izin ke akun Anda. 

Biasanya, sistem ini akan mengirimkan kode OTP (one-time password) yang hanya bisa diterima dan diakses oleh pengguna itu sendiri. Kode ini tidak boleh dibagikan kepada siapa pun termasuk keluarga sendiri. 

2. Rutin Mengganti Password secara Berkala

Walaupun terlihat sederhana, banyak pengguna yang masih menyepelekan untuk mengganti password secara rutin. Efektifnya, password diganti setiap 3 bulan sekali untuk mencegah hacker menyusup ke dalam akun. 

Dengan rutin mengganti password ini, tindakan cyberstalking bisa diminimalisasi sedini mungkin. Selain itu, pastikan untuk membuat password yang unik dan tidak menggunakan identitas pribadi. 

3. Hindari Penggunaan WiFi Publik

WiFi publik yang tersedia di restoran atau tempat-tempat publik ternyata menjadi target empuk bagi para pelaku cyberstalking. WiFi publik tidak memiliki proteksi keamanan siber yang ketat dan cenderung lemah.

Dari sinilah para hacker bisa dengan mudah mendapatkan informasi melalui lalu lintas jaringan yang terjadi melalui WiFi publik. Oleh karena itu, hindari aktivitas transaksi keuangan atau kegiatan privasi lainnya ketika menggunakan WiFi publik, ya!

Baca Juga: Peran Tanda Tangan Digital dalam Keamanan Cyber

4. Waspada saat Interaksi dengan Orang Tidak Dikenal

Hindarilah berinteraksi secara langsung dengan individu yang tidak Anda kenal secara online, terutama jika mereka menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mencurigakan. Apabila Anda menerima pesan atau permintaan pertemanan dari seseorang yang asing bagi Anda, pertimbangkan untuk mengabaikannya atau melaporkannya kepada penyedia platform atau situs web yang Anda gunakan.

5. Waspada dalam Memberikan Data Pribadi

Terakhir, tetap waspada dalam memberikan atau membagikan data pribadi di sosial media, formulir online, situs, dan platform lainnya. Informasi sekecil apa pun seperti membuat status atau mengunggah foto bisa digunakan untuk hal tidak berkenan oleh para hacker

Termasuk saat Anda melakukan transaksi digital seperti tanda tangan kontrak atau persetujuan kredit dan pinjaman secara online, pastikan bahwa Anda menggunakan aplikasi resmi dengan sistem keamanan yang baik. 

Anda bisa memulainya dengan menggunakan aplikasi resmi dengan sistem 2FA seperti aplikasi Privy. Privy mengutamakan perlindungan identitas digital dengan membuat sistem keamanan terpadu serta bekerja sama dengan Kominfo agar terjamin secara hukum. 

Demikianlah beberapa informasi terkait cyberstalking mulai dari pengertian hingga tips menangani tindak kejahatan tersebut. Menyimak bahaya dari tindakan ini, diperlukan kewaspadaan oleh para pengguna perangkat dan sosial media untuk lebih bijak lagi dalam membagikan dan menggunakan data pribadi. 

Tinggalkan Balasan