Dari berbagai kejahatan siber, fraud merupakan kasus yang sangat umum terjadi. Artikel ini akan membahas penjelasan mengenai tips mencegah fraud.
Apa itu Fraud?
Dalam hukum, fraud adalah penipuan yang disengaja untuk memperoleh keuntungan dengan cara tidak adil atau melanggar hukum.
Fraud atau penipuan dapat berupa keuntungan moneter (uang, perhiasan, logam mulia) atau keuntungan lain, seperti surat identitas, paspor, dokumen perjalanan, bahkan surat utang (hipotek).
Fraud terdiri dari berbagai jenis. Beberapa yang sering terjadi di antaranya adalah penipuan laporan keuangan, pencurian kekayaan intelektual, penyalahgunaan aset, dan penipuan konsumen.
Sebelum mengetahui tips mencegah fraud, pahami dahulu jenis-jenisnya berikut ini!
Jenis-Jenis Fraud
Bagi perusahaan, fraud bisa menimbulkan dampak yang begitu fatal. Dalam skala kecil, fraud akan memunculkan pengeluaran tambahan hingga mendorong terjadinya kebangkrutan perusahaan jika terjadi dalam skala besar.
Berikut adalah beberapa jenis fraud yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.
1. Penipuan Laporan Keuangan
Jenis fraud yang pertama adalah penipuan laporan keuangan. Sering kali, penipuan jenis ini terlambat disadari. Adanya fraud baru disadari setelah total kerugian sudah begitu besar jumlahnya.
Contoh yang paling banyak ditemukan adalah jumlah pendapatan yang terlalu dilebih-lebihkan. Ada juga yang memanipulasi laporan keuangan dengan mengecilkan bahkan menyembunyikan kewajiban (utang, pajak, tagihan).
Salah satu contoh penipuan laporan keuangan dengan kerugian besar adalah skandal Enron yang terjadi pada 2001 dan melibatkan Enron Corporation, sebuah perusahaan energi asal Texas, Amerika Serikat.
2. Pencurian Kekayaan Intelektual
Pencurian kekayaan intelektual terjadi saat ide, penemuan, maupun ekspresi kreatif seseorang (atau perusahaan) diambil alih oleh pihak lain yang tidak memiliki hak sama sekali. Ada empat jenis pencurian kekayaan intelektual, yaitu pencurian merek dagang, rahasia dagang, hak cipta, dan hak paten.
Pencurian kekayaan intelektual dapat mencakup seluruh hasil kreativitas, mulai dari produk, proses bisnis, film, musik, perangkat lunak, film, musik, hingga konten web.
Menurut World Intellectual Property Organization, yang dimaksud dengan kekayaan intelektual adalah hasil kreasi pikiran, baik berupa penemuan, nama, gambar, dan desain yang digunakan dalam perdagangan.
3. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan jenis fraud yang lebih umum. Penipuan jenis ini ada bermacam-macam jenisnya. Salah satu yang paling sering terjadi adalah pencurian uang tunai.
Kejahatan pencurian uang tunai biasanya terjadi saat uang belum masuk ke sistem akuntansi perusahaan. Dengan begitu, posisi uang pun akan lebih sulit untuk dilacak. Contoh pencurian uang tunai yaitu skema penagihan palsu.
Contoh lain penyalahgunaan aset adalah penggunaan aset dengan prosedur yang tidak sah. Misalnya, menggunakan mobil perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa izin.
Meski sepele, jika dilakukan terus menerus, tentu akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
4. Penipuan Konsumen
Jenis fraud yang satu ini menargetkan pada konsumen perusahaan. Individu yang menjadi target fraud dihubungi melalui telemarketing palsu. Ada juga yang berupa skema Ponzi, phishing, dan pencurian identitas.
Meski serangan keamanan ini tidak langsung menyerang perusahaan, dampaknya tentu akan tetap terasa. Setelah mengalami penipuan, konsumen akan menuntut pengembalian uang dalam jumlah besar. Selain itu, hal ini juga bisa mempengaruhi kredibilitas perusahaan.
Tips Mencegah Fraud
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah fraud terhadap perusahaan. Berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan.
1. Menetapkan Peraturan Ketat
Untuk mencegah fraud seperti penyelewengan aset, perusahaan harus memiliki aturan yang ketat.
Tujuannya adalah agar tiap elemen perusahaan sadar bahwa setiap tindakan yang tidak jujur akan diganjar hukuman. Peluang terjadinya fraud akan makin besar jika karyawan merasa tindakan salah mereka tidak menimbulkan konsekuensi apa pun.
2. Menerapkan Identitas Digital
Identitas digital merupakan serangkaian informasi yang merepresentasikan individu. Uniknya, identitas digital dapat mencegah fraud dengan efektif.
Identitas ini bersifat universal sehingga dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan. Selain itu, identitas digital juga telah dilindungi prosedur verifikasi untuk memastikan keamanan dan mencegah serangan keamanan seperti phishing.
Sekarang ini, fraud ada bermacam-macam bentuknya. Kasus kebocoran data di Indonesia pun semakin banyak. Dampak yang ditimbulkan pun bisa begitu merugikan.
Meski begitu, bukan berarti fraud tidak dapat dihindari. Penerapan identitas digital adalah salah satu cara mencegah terjadinya fraud yang cukup efisien. Cara lainnya adalah dengan menggunakan liveness detection yang bisa mencegah fraud.
Dengan menggunakan identitas digital seperti tanda tangan digital, perusahaan dapat langsung melakukan verifikasi dalam waktu singkat. Pasalnya, tanda tangan digital memiliki sertifikat digital yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.
Di Indonesia sendiri, tanda tangan digital resmi dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) yang diakui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Salah satu PSrE yang berhak menerbitkan sertifikat digital untuk tanda tangan digital adalah Privy. Selain resmi dan diakui oleh instansi berwenang, Privy juga beroperasi dengan standar internasional ISO 27001:2013 sehingga terjamin keamanannya. Lindungi perusahaan Anda dari ancaman fraud bersama Privy!Â