Peran Threat Intelligence dan Pentingnya dalam Keamanan Informasi

Threat-Intelligence-Adalah--Peran-dan-Pentingnya-dalam-Keamanan-Informasi

Di era digital ini, ancaman cyber terus berkembang dan menjadi makin canggih. Serangan cyber dapat menyebabkan kerugian finansial, reputasi, dan bahkan merusak infrastruktur digital perusahaan. Untuk memerangi ancaman ini, perusahaan membutuhkan solusi yang proaktif dan adaptif. Threat intelligence adalah solusi yang dapat memerangi ancaman tersebut.

Artikel ini akan mengulas definisi threat intelligence, mengenal ancaman cyber, peran, cara kerja, serta bagaimana pendekatan ini menjadi kunci dalam menjaga keamanan informasi di berbagai sektor. Agar Anda dapat mengetahuinya secara mendalam, simak sampai selesai artikel di bawah ini!.

Definisi Threat Intelligence

Threat Intelligence (TI) adalah pendekatan keamanan cyber dengan melakukan pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi mengenai ancaman yang dapat membahayakan suatu perusahaan atau individu. 

Informasi tersebut dapat digunakan untuk: memahami ancaman cyber, termasuk pelaku, target, dan metode serangan. Informasi ini membantu perusahaan dalam mendeteksi dan merespons ancaman siber dengan lebih cepat dan efektif, mencegah serangan siber sebelum terjadi, serta memprioritaskan sumber daya keamanan siber dengan lebih baik.

Baca Juga: Kebocoran Data di Indonesia dan Pencegahannya

Ancaman Cyber

Infrastruktur digital perusahaan menjadi target yang bagi berbagai bentuk serangan cyber yang dapat menimbulkan dampak serius. Berikut beberapa ancaman cyber yang penting untuk Anda ketahui.

1. Ransomware

Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pada sistem dan meminta tebusan agar data tersebut dapat diakses kembali. Serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan menghancurkan reputasi perusahaan jika data yang dienkripsi termasuk informasi yang sensitif.

2. Advanced Persistent Threat (APT)

Serangan APT merupakan penyerang secara berkelanjutan dan terus-menerus menargetkan suatu entitas dengan tujuan untuk mencuri data atau merusak infrastruktur. APT biasanya dilakukan dengan tingkat keahlian tinggi sehingga menjadi ancaman keamanan sistem konvensional.

3. Kebocoran Data

Kebocoran data terjadi ketika data sensitif atau rahasia perusahaan terekspos atau dicuri oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini dapat merugikan perusahaan dari segi keuangan dan reputasi.

4. Phishing

Phishing adalah metode penipuan yang melakukan pengelabuan untuk mendapatkan informasi perusahaan. Penyerang seringkali menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email, pesan singkat, atau situs web palsu. Jika karyawan terjebak, informasi sensitif perusahaan dapat jatuh ke tangan yang salah.

5. Web Defacement

Serangan web defacement melibatkan perubahan atau penghancuran tampilan halaman web perusahaan oleh pihak yang tidak berwenang. Ini bukan hanya menyebabkan kerugian reputasi, tetapi juga dapat menciptakan kebingungan di antara pengguna dan pelanggan perusahaan.

6. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)

Serangan DDoS bertujuan untuk mengganggu layanan dengan mengalirkan lalu lintas internet secara besar-besaran ke sistem perusahaan yang membuat sistem tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Serangan ini dapat menyebabkan downtime, kehilangan pendapatan, dan menurunkan kredibilitas perusahaan.

Baca Juga: 15 Contoh Kasus Cybercrime di Indonesia yang Pernah Ramai Dibicarakan

Peran Threat Intelligence

Setelah mengetahui betapa mengerikannya ancaman cyber yang dapat menyerang Anda, di sinilah peran dari theat intelligance. Berikut peran utama dari threat intelligence dalam mengatasi serangan cyber.

1. Meningkatkan Kesadaran Situasional

Salah satu peran utama threat intelligence adalah meningkatkan kesadaran situasional dalam Perusahaan. TI membantu perusahaan untuk memahami potensi ancaman yang dapat membahayakan keamanan informasi. Kesadaran ini memungkinkan untuk mengidentifikasi sumber daya yang rentan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan.

2. Memperkuat Deteksi dan Respons

Threat intelligence memberikan keunggulan dalam mendeteksi ancaman siber dengan lebih cepat dan merespons secara lebih efektif. Karena perusahaan memiliki informasi terkini mengenai indikator serangan, modus operandi pelaku, dan sasaran, perusahaan dapat mengimplementasikan sistem deteksi dini yang lebih responsif. Hal ini memungkinkan untuk merespons serangan dengan cepat, meminimalkan dampak yang mungkin ditimbulkan, dan melindungi aset informasi yang sensitif.

3. Memperkuat Pencegahan

Pencegahan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman cyber, dan threat intelligence memegang peran penting dalam hal ini. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan potensial, perusahaan dapat memperkuat pertahanan terhadap serangan. TI memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai teknik serangan yang memungkinkan perusahaan untuk merancang strategi pencegahan yang lebih efektif dan proaktif.

4. Meningkatkan Pengambilan Keputusan

Threat intelligence menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan keamanan cyber. Melalui pemahaman yang mendalam tentang tren ancaman dan taktik yang digunakan oleh pelaku, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif. Ini mencakup penetapan prioritas, alokasi sumber daya, dan pengembangan kebijakan keamanan yang sesuai dengan lingkungan ancaman yang dinamis.

Baca Juga: Mengenal Cyberstalking, Bahaya & Tips Menanganinya

Cara Kerja Threat Intelligence

Threat intelligence merupakan proses transformasi data menjadi informasi berharga yang membantu perusahaan memahami dan menghadapi ancaman cyber. Proses ini melibatkan beberapa langkah yang saling terkait seperti berikut.

1. Pengumpulan Data

Langkah awal melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber internal dan eksternal. Sumber internal meliputi log sistem, laporan insiden, dan data dari endpoint security solutions. Sumber eksternal meliputi feed threat intelligence dari vendor keamanan, laporan penelitian, dan dari forum online.

2. Pemrosesan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian diproses dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola, tren, dan wawasan yang relevan. Teknik analisis meliputi machine learning, anomaly detection, dan correlation analysis. Analisis ini bertujuan untuk mengekstrak informasi seperti:

  • Aktor: Siapa yang melakukan serangan? Apa motif mereka?
  • Target: Siapa yang menjadi sasaran serangan? Apa yang ingin dicapai para penyerang?
  • Metode: Bagaimana serangan dilakukan? Alat dan teknik apa yang digunakan?
  • Indikator Kompromi (IoCs): Jejak digital seperti alamat IP, domain, dan hash file yang terkait dengan aktivitas jahat.

3. Produksi Intelijen

Berdasarkan hasil analisis, TI dikonversi menjadi produk intelijen yang dapat dipahami dan ditindaklanjuti. Produk intelijen dapat berupa laporan, dashboard, atau peringatan yang disampaikan kepada tim keamanan siber dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan biasanya berisi informasi terperinci tentang ancaman yang diidentifikasi, termasuk tingkat keparahan, dampak potensial, dan rekomendasi untuk mitigasi.

4. Penyebaran dan Konsumsi Intelijen

Produk intelijen didistribusikan kepada tim keamanan cyber dan pemangku kepentingan. Tim keamanan cyber dapat menggunakan informasi ini untuk:

  • Memperbarui sistem deteksi dan respons mereka untuk mengidentifikasi dan memblokir serangan yang terindikasi.
  • Memperkuat kerentanan dalam infrastruktur mereka.
  • Meningkatkan kesadaran keamanan karyawan tentang ancaman terbaru.

5. Umpan Balik dan Peningkatan

Umpan balik dari tim keamanan siber dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk meningkatkan efektivitas TI. Umpan balik ini digunakan untuk:

  • Menyesuaikan proses pengumpulan dan analisis data.
  • Meningkatkan akurasi dan relevansi produk intelijen.
  • Memastikan TI memenuhi kebutuhan perusahaan secara efektif.

6. Siklus Threat Intelligence

Proses ini bersifat siklus dan berulang. Informasi yang diperoleh dari umpan balik digunakan untuk menyempurnakan pengumpulan dan analisis data, sehingga menghasilkan produk intelijen yang lebih baik dan berdampak pada peningkatan keamanan siber sebuah perusahaan.

Penerapan Threat Intelligence dalam Berbagai Sektor

Threat intelligence dapat diterapkan di berbagai sektor untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko serangan cyber. Berikut beberapa contoh penerapan TI di berbagai sektor.

1. Sektor Keuangan

Threat intelligence dapat membantu bank atau lembaga keuangan untuk mengidentifikasi dan mencegah penipuan online, seperti phishing dan malware. Selain itu, TI dapat membantu melindungi data nasabah dari kebocoran dan penyalahgunaan. Hal tersebut dapat terhindari dengan menganalisis data tentang aktivitas online nasabah untuk mengidentifikasi dan mencegah upaya pencurian data.

2. Sektor Kesehatan

TI membantu sektor kesehatan untuk memastikan keamanan infrastruktur medis dengan mendeteksi potensi celah keamanan, memblokir serangan, dan menjaga penelitian yang masih bersifat rahasia.

3. Sektor Pemerintahan

Threat intelligence dapat membantu pemerintah melindungi infrastruktur, seperti jaringan listrik dan sistem transportasi. Contohnya, dengan menganalisis data tentang ancaman terhadap infrastruktur, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi infrastruktur tersebut dari serangan cyber.

Sebagai kesimpulan, threat intelligence adalah pendekatan dalam menjaga keamanan informasi di era digital yang penuh dengan ancaman cyber. Memahaminya secara mendalam membuat Anda dapat mengimplementasikannya untuk meningkatkan kesadaran situasional, memperkuat deteksi dan respons, memperkuat pencegahan, meningkatkan pengambilan keputusan, serta mendukung kebijakan keamanan yang efektif.

Dalam menghadapi ancaman cyber yang makin kompleks, Privy menawarkan solusi terdepan melalui identitas kependudukan digital untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam verifikasi identitas pengguna.

Keberhasilan suatu layanan, seperti pembukaan rekening bank atau pengajuan pinjaman sangat bergantung pada keabsahan identitas individu. Maka dengan memanfaatkan aplikasi dari Privy, proses verifikasi identitas menjadi lebih mudah dan aman.

Melalui identitas kependudukan digital dari Privy, Anda dapat memastikan bahwa data konsumen yang diakses valid dan terjamin keabsahannya. Langkah ini tidak hanya melibatkan proses verifikasi yang lebih efektif, tetapi juga mencegah potensi penyalahgunaan identitas yang dapat merugikan konsumen dan bisnis Anda.

Privy menyematkan teknologi deteksi liveness, sebuah fitur yang memastikan bahwa identitas yang diajukan adalah nyata dan tidak terlibat dalam tindakan pencurian identitas atau risiko penipuan. Dengan demikian, Privy memberikan keamanan identitas yang tinggi dan menawarkan solusi yang mengakomodasi kebutuhan keamanan digital yang terus berkembang. Hubungi kami sekarang untuk meningkatkan keamanan bisnis Anda.

Tinggalkan Balasan