Secara sederhana, digital onboarding adalah proses akuisisi pelanggan baru menggunakan teknologi digital. Proses akuisisi ini meliputi proses pengenalan produk perusahaan kepada pelanggan baru tersebut hingga proses pembuatan rekening khusus untuk mereka.Â
Dalam proses ini, umumnya pelanggan baru tersebut diminta untuk mengisi data pribadi mereka, baik itu nama, nomor KTP dan data pribadi lainnya. Termasuk diantara data pribadi tersebut adalah data biometrik entah itu dengan perekaman sidik jari biasa atau dengan pindai bola mata Optical Character Recognition (OCR) maupun tipe data biometrik lainnya. Data-data ini kemudian dicocokkan ke instansi pemerintah terkait, seperti DUKCAPIL kalau di Indonesia.
Di Swiss, teknologi ini sudah digunakan sejak tahun 2006. Akan tetapi di Indonesia, proses digital onboarding ini baru digunakan sejak 5-10 tahun terakhir. Salah satu sektor yang paling banyak menerapkan proses onboarding digital ini adalah sektor perbankan.
Hal ini karena proses akuisisi pelanggan secara digital ini memiliki manfaat yang besar untuk sektor tersebut. Mengapa demikian? Simak selengkapnya berikut ini:
Perbedaan antara Konvensional Onboarding dan Digital Onboarding
Konvensional onboarding atau yang juga disebut dengan on-site onboarding adalah proses akuisisi pelanggan baru (customer acquisition) secara offline di lokasi kantor cabang perusahaan terkait.
Dalam konteks industri perbankan, konvensional onboarding juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan rekening baru untuk menyimpan atau mengajukan pinjaman secara offline melalui kantor cabang bank tersebut.
Dari pembahasan di atas, terlihat bahwasanya terdapat beberapa perbedaan mencolok antara konvensional onboarding dan digital onboarding. Perbedaan tersebut antara lain:
1. Nasabah tidak perlu ke kantor cabang
Dengan teknologi digital, digital onboarding memungkinkan nasabah baru untuk tidak perlu datang ke kantor cabang bank terdekat untuk membuat rekening. Hal ini berbeda dengan onboarding konvensional yang membutuhkan kehadiran nasabah tersebut ke kantor cabang.
2. Cara perekaman data biometrik
Untuk onboarding konvensional, nasabah biasanya diminta untuk merekam sidik jari menggunakan alat khusus dan membuat jejak tanda tangan yang akan disimpan oleh sistem bank. Dengan  digital onboarding, sistem perekaman data biometrik ini lebih variatif mulai dari liveness test, perekaman sidik jari, penggunaan tanda tangan digital, hingga Optical Character Recognition (OCR).Â
3. Penggunaan kertas dan penyimpanan data
Proses onboarding konvensional tentunya membutuhkan kertas lebih banyak, mengingat nasabah atau pelanggan diminta untuk menyerahkan fotokopi KTP, dan formulir ke customer service. Kertas data-data nasabah ini kemudian disimpan di tempat penyimpanan offline juga baik itu ruang arsip maupun gudang. Di sisi lain, digital onboarding tidak membutuhkan kertas, sebab nasabah memasukkan data langsung menggunakan aplikasi. Sistem penyimpanan yang digunakan juga merupakan sistem penyimpanan awan (cloud storage).
Manfaat Digital Onboarding di Industri Perbankan
Digital onboarding memiliki manfaat yang cukup besar di bidang perbankan. Berikut ini beberapa diantaranya:
1. Memperluas customer base
Dengan melakukan onboarding secara digital, calon nasabah sebuah bank tidak perlu datang ke kantor cabang bank tersebut. Ini artinya dengan teknologi ini, perusahaan perbankan di Indonesia dapat menjangkau calon nasabah yang tinggal di remote area dengan lebih mudah.
Selama area tempat tinggal calon nasabah tersebut memiliki koneksi internet, mereka bisa membuat rekening bahkan dengan tanpa bantuan anggota tim sales sekalipun.
2. Meningkatkan reputasi dan daya saing perusahaan
Saat ini iklim industri perbankan di Indonesia sangat mendorong adanya bank digital, yaitu bank yang memungkinkan seluruh produk dan layanannya diakses hanya menggunakan satu aplikasi di handphone dan jaringan internet saja. Hal ini berarti apabila perusahaan perbankan yang Anda miliki juga menggunakan digital onboarding, maka reputasi dan daya saing perusahaan tersebut akan meningkat.
3. Proses onboarding yang cepat
Manfaat lain dari onboarding secara digital adalah prosesnya yang cepat. Biasanya, proses pembuatan akun atau rekening menggunakan metode ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam. Selain itu, proses onboarding ini juga dapat dilakukan kapanpun. Ini tentu berbeda dengan onboarding konvensional yang perlu dilakukan pada hari dan jam kerja.
Manfaat ini bisa terjadi karena sistem secara otomatis akan melakukan verifikasi terhadap data-data yang telah dimasukkan nasabah dan proses verifikasi ini sangat cepat. Berbeda dengan manusia, sistem algoritma dari mesin ini tidak membutuhkan jam operasional kerja, sehingga dapat memproses input dari calon nasabah kapan saja.
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dampak utama dari proses onboarding yang cepat adalah kepuasan pelanggan meningkat. Sebab, pelanggan tidak perlu menunggu lama untuk membuat rekening bank atau mengajukan kredit. Apalagi dengan digital onboarding mereka juga tidak perlu menyediakan waktu dan tenaga untuk mengantri. Semakin tinggi kepuasan pelanggan atau nasabah, semakin tinggi pula kemungkinan mereka menggunakan produk dan layanan perusahaan Anda dalam waktu lama.
5. Operasional yang lebih praktis dan efisien
Salah satu kelebihan penggunaan digital onboarding adalah data nasabah atau pelanggan disimpan dalam penyimpanan awan (cloud storage). Salah satu kelebihan metode penyimpanan ini adalah proses sortir dokumen yang lebih mudah jika dibandingkan dengan Anda menyimpan dokumen fisik di gudang atau brankas.
Selain itu, sistem penyimpanan awan saat ini juga memungkinkan adanya integrasi antara satu aplikasi atau sistem dengan aplikasi dan sistem lain. Kedua hal ini membuat proses operasional bank menjadi relatif lebih efektif dan efisien.
6. Relatif lebih aman dari risiko kehilangan data
Dibandingkan dengan penyimpanan offline, cloud storage juga unggul di bidang penyimpanan data. Hal ini karena umumnya dalam penyimpanan awan ini, data tidak hanya disimpan dalam satu data center saja, tetapi beberapa data center sekaligus. Akibatnya, jika satu data center mengalami kerusakan atau kebakaran, data masih bisa dipulihkan.
Hal ini tidak berlaku apabila data nasabah hanya disimpan dalam bentuk fisik di gudang atau ruang arsip. Sederhananya, jika Anda tidak memiliki backup dan kedua ruangan tersebut terbakar, data nasabah akan hilang.
7. Lebih ramah lingkungan
Kertas memang merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, Namun, alat tulis ini terbuat dari serbuk kayu yang mana berarti semakin banyak kertas yang digunakan, semakin banyak pula kayu yang perlu ditebang. Dengan menggunakan digital onboarding, data nasabah akan disimpan di penyimpanan awan dan mereka tidak perlu memberikan data di atas selembar kertas, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi ini relatif lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan onboarding konvensional.
Secara garis besar, manfaat-manfaat ini membuat digital onboarding relatif lebih aman dibandingkan dengan proses onboarding konvensional. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa, penggunaan teknologi terbaru ini juga memiliki tantangan tersendiri, seperti peretasan, pencurian data digital dan lain sebagainya.Â