Maraknya penipuan online belakangan ini mengharuskan para pemilik perangkat atau pengguna aktif media sosial media lebih waspada lagi. Pasalnya, para penipu banyak melakukan berbagai macam cara untuk menjebak korbannya.
Tujuan utama dari para pelaku kejahatan ini adalah mengambil informasi pribadi targetnya. Mengapa demikian? Hal ini lantaran informasi pribadi bisa digunakan untuk mengakses berbagai macam kebutuhan. Mulai dari akses perbankan, sosial media, dan lain sebagainya.Â
Pastinya Anda tidak ingin hal tersebut terjadi, bukan? Untuk mencegahnya, berikut ada 10 tips menghindari penipuan online yang perlu diketahui. Mari simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!
Bahaya Penipuan Online Terhadap Data Pribadi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa penipuan online erat kaitannya dengan pengambilan data pribadi. Menurut UU PDP, data pribadi mencakup nama lengkap, kewarganegaraan, jenis kelamin, agama, hingga data pribadi spesifik seperti informasi kesehatan, keuangan, dan sebagainya.
Lalu, apa bahayanya apabila data tersebut dimiliki oleh oknum tidak bertanggung jawab? Bahayanya adalah informasi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau segelintir kelompok tertentu. Oknum ini bisa memakai data pribadi untuk mengajukan pinjaman, mengakses rekening perbankan, hingga mengatasnamakan nama Anda untuk kepentingan pribadi.
Sungguh berbahaya, bukan? Itulah mengapa pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan peraturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Dalam aturan tersebut, dibahas juga mengenai sanksi yang akan diterima bagi para pelaku kejahatan yang menggunakan data pribadi orang lain tanpa izin atau sembarangan.
Tips Menghindari Penipuan Online
Lalu, bagaimana menghindari bahaya yang sudah disebutkan tersebut? Berikut ada beberapa tips menghindarinya khususnya mengenai penipuan online, antara lain:
1. Hindari dan Periksa Panggilan dari Nomor Tidak Dikenal/Terdaftar
Tidak dapat dihindari lagi bahwa terkadang nomor Anda pernah atau sering dihubungi oleh kontak yang tidak terdaftar di perangkat. Biasanya, para pelaku menggunakan nomor asing dan mengatasnamakan anggota keluarga atau rekan untuk menipu Anda.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk menolak atau tidak mengangkat panggilan tersebut. Selain itu, penipu juga tidak jarang mengirimkan pesan melalui sosial media atau perangkat dan mengatasnamakan organisasi atau instansi tertentu.
Untuk menghindarinya, Anda perlu memeriksa terlebih dahulu apakah nomor tersebut benar dari pihak resmi yang bersangkutan atau tidak. Caranya adalah dengan mengecek melalui aplikasi pemeriksa nomor telepon. Dari aplikasi tersebut, Anda dapat mengetahui informasi seputar nomor tersebut.
Selain itu, biasanya pihak resmi atau instansi tertentu akan menghubungi menggunakan nomor telepon resmi yang tidak diawali oleh nomor +62. Hal tersebut bertujuan untuk membedakannya dari nomor penipu lainnya.
2. Jangan Bagikan Kode OTP Sembarangan
Ketika Anda mendaftarkan akun sosial media, akses perbankan, atau aktivitas lainnya, tidak jarang Anda diarahkan untuk memasukkan kode OTP, bukan? Kode OTP (One-Time Password) ini pada dasarnya adalah password yang digunakan untuk memverifikasi bahwa Anda sendiri-lah yang mengakses akun tersebut.
Pastinya Anda tidak ingin orang lain mengakses akun Anda, bukan? Untuk menghindarinya, Anda tidak diperbolehkan membagikan kode OTP tersebut. Kode ini juga berfungsi untuk memantau apakah ada pihak lain yang berusaha masuk ke akun Anda.
Jadi, jangan pernah memberikan kode OTP ke sembarang pihak, termasuk keluarga atau rekan terdekat Anda. Itulah mengapa kode yang dikirimkan ke nomor/email Anda diiringi dengan peringatan untuk tidak membagikannya kepada siapa pun.
3. Pasang Keamanan Dua Lapis (2FA)
Media sosial atau aplikasi sekarang ini umumnya sudah dilapisi dengan keamanan dua lapis atau Two-Factor Authentication (2-FA). Sederhananya, sistem keamanan ini bertujuan untuk mencegah pihak tidak bertanggung jawab untuk masuk ke dalam akun pribadi seseorang.Â
Sistem 2-FA ini biasanya mengharuskan akses sidik jari atau pemindai wajah (face recognition) yang sudah terdaftar pada akun tersebut. Kemudian, langkah kedua adalah pemilik akun harus memasukkan pin atau password yang sudah terdaftar.
Apabila seseorang gagal memasukkan informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut bukanlah pemilik akun bersangkutan. Sistem keamanan ini penting untuk menghindari penipuan online yang sering terjadi ketika pelaku berusaha membobol masuk ke dalam akun milik orang lain.
4. Unduh Aplikasi Resmi
Penting bagi Anda untuk selalu mengunduh aplikasi resmi dari Google Play Store atau App Store guna menghindari penipuan online. Pasalnya, sekarang ini marak bertebaran modus penipuan yang mengarahkan targetnya untuk mengunduh aplikasi tidak resmi.
Bahkan, oknum ini tidak segan untuk menggunakan nama organisasi atau instansi resmi dalam melancarkan aksinya. Mereka biasanya menggunakan file berbentuk APK. Beberapa modus yang marak di masyarakat sekarang ini adalah penipuan file APK berbentuk surat undangan, berbentuk surat tilang, dan masih banyak lagi.
5. Lakukan Pembayaran di Aplikasi Resmi dan Terpercaya
Ketika Anda bertransaksi secara online, baik melalui e-commerce maupun aplikasi lainnya, pastikan untuk selalu melakukan pembayaran di dalam aplikasi tersebut. Hindari pengiriman uang dalam jumlah banyak yang dilakukan di luar aplikasi.
Misalnya, Anda membeli barang X di aplikasi e-commerce Y. Lalu, penjual mengarahkan Anda untuk mengirimkan uang ke nomor yang tidak terdaftar di aplikasi dan mengirim bukti pembayaran di luar aplikasi tersebut.
Apabila hal tersebut terjadi, ada baiknya untuk segera membatalkan transaksi karena bisa menjadi indikasi penipuan online.
6. Jangan Mengeklik Link Secara Sembarangan
Modus penipuan online seperti phising sudah sering terjadi sejak ditemukannya perangkat modern. Modus phising ini mengarahkan targetnya untuk mengeklik link/tautan yang dikirimkan yang dibuat seolah-olah website resmi.
Ketika Anda mengeklik link, data pribadi Anda akan langsung di-transfer ke sistem penipu dan digunakan untuk mengakses berbagai hal, terutama akses perbankan. Jadi, jangan pernah mengeklik link yang dikirim oleh nomor atau kontak yang tidak dikenal secara sembarangan, ya!
7. Waspada dalam Mengisi atau Memberikan Data Pribadi
Dalam bertransaksi atau beraktivitas online, pengguna kerapkali diminta untuk memasukkan data pribadi sebagai syarat verifikasi akses. Data pribadi yang diminta ini biasanya berupa alamat email, kata sandi, nomor kartu identitas, tanda tangan digital, hingga nomor kartu kredit atau debit.
Terlebih lagi bagi para pebisnis atau individu yang sering mengirimkan dokumen atau transaksi online. Itulah mengapa Anda disarankan untuk menggunakan aplikasi resmi yang diakui oleh Kominfo seperti Privy. Privy memiliki fitur PrivyPass yang menyediakan keamanan bertransaksi dan pengiriman dokumen bagi para penggunanya.Â
Fitur ini mengharuskan penggunanya untuk memverifikasi identitasnya hingga penyesuaian biometrik wajah yang sudah terdaftar di data pemerintahan.
8. Gunakan Saluran Internet yang Aman
Internet atau WiFi gratis di tempat umum memanglah sangat menguntungkan. Namun, ternyata saluran koneksi tersebut cenderung tidak aman dan menjadi salah satu media bagi para penipu untuk melancarkan aksinya.
WiFi umum biasanya tidak dilengkapi sistem keamanan ketat sehingga mudah disusupi oleh para pelaku. Ketika Anda menghubungkan internet ke perangkat dan melakukan transaksi atau aktivitas online, pelaku bisa mengambil data pribadi Anda dengan mudah melalui server yang terhubung.
9. Rutin Perbarui Sistem Perangkat
Modus penipuan online bisa berbentuk virus atau malware yang menyerang perangkat. Virus ini bisa berbahaya bagi perangkat karena dapat menyebabkan kesulitan akses bahkan pengambilan data pribadi.
Oleh karena itu, Anda perlu rutin memperbarui sistem perangkat agar sistem keamanannya semakin meningkat dan tidak ada celah bagi virus untuk masuk. Hal ini juga berlaku ketika mengunduh aplikasi tidak resmi. Aplikasi tidak resmi biasanya tidak lolos sistem keamanan dan menjadi target mudah untuk ditanamkan virus.
10. Kenali Ciri-Ciri Modus Penipuan Online
Terakhir, jangan lewatkan untuk selalu mengetahui informasi terkini tentang ciri-ciri modus penipuan online. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari pengambilan data pribadi yang bisa digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Demikianlah 10 tips menghindari penipuan online yang perlu diketahui bersama. Sangat penting untuk selalu waspada dalam bertransaksi atau beraktivitas online karena para pelaku kejahatan menggunakan berbagai cara untuk mengambil atau mencuri data pribadi Anda.Â