Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang masih banyak bertumpu pada kertas. Lamanya mendapatkan layanan di sektor kesehatan dari proses registrasi hingga penebusan obat menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi para pasien. Penerapan teknologi seperti identitas digital di sektor kesehatan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan salah satu penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah, hasil observasi dari data diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien dari bagian pendaftaran adalah 15 menit, bagian poliklinik adalah 30 menit, bagian farmasi adalah 40 menit, dan bagian kasir adalah 15 menit.
Total keseluruhan rata-rata waktu dari pasien datang sampai selesai adalah 100 menit, sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan waktu tunggu di rawat jalan tidak lebih dari 60 menit (129/Menkes/SK/II/2008).
Kenapa Sektor Kesehatan Masih Bertumpu pada Kertas?
Meskipun zaman sudah beralih ke digital, penggunaan kertas di sektor kesehatan seperti rumah sakit masih menjadi hal yang lazim. Fasilitas kesehatan di Amerika Serikat bahkan menghasilkan hampir 2 miliar gram limbah kertas dan kardus tiap tahunnya.
Proses dokumentasi yang masih manual seperti pasien harus datang langsung untuk mengisi formulir pendaftaran juga menjadi sebab kenapa sektor ini masih mempertahankan penggunaan kertas. Walaupun terlihat kurang efisien, tetapi hal tersebut merupakan kenyataan yang terjadi di lapangan untuk waktu yang cukup lama.
Menurut laporan IDC dalam Electronic Health Reporter, alasan utama rumah sakit, klinik, dan organisasi kesehatan lainnya terus menggunakan kertas adalah karena sistem atau manajemen teknologi dokumen yang tidak sesuai. Teknologi yang disediakan oleh organisasi sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Alasan lainnya adalah masih banyak alur pekerjaan yang memerlukan dokumentasi kertas seperti formulir pendaftaran, penandatanganan formulir persetujuan tindakan medis dan lain-lain. Bukannya tidak ada teknologi yang menunjang kegiatan pekerjaan sehari-hari, tapi kurang maksimalnya penggunaan teknologi yang relevan di sektor kesehatan.
Transformasi Digital di Sektor Kesehatan
Munculnya pandemi dua tahun lalu menjadi salah satu desakkan bagi segala sektor untuk mulai mengadaptasi teknologi digital guna mendukung kegiatan bisnis mereka, tak terkecuali sektor kesehatan. Survei dari Red Hat juga menyatakan bahwa pada 2020 sebanyak 59% pelanggannya memiliki rencana melakukan transformasi digital.
Teknologi telah mengubah cara berperilaku masyarakat dalam berbelanja, melakukan transaksi keuangan, serta bepergian. Namun, hal serupa belum bisa dirasakan masyarakat pada sektor kesehatan.
Menurut penilitian dari Mckinsey Global Institute, ada tiga halangan utama dalam penerapan transformasi digital di sektor kesehatan, yaitu; kultur dan pola pikir (mind-set), struktur, serta tata kelola organisasi.
Oleh karena itu, strategi digital seharusnya tidak hanya menjadi visi dan misi bagi sektor kesehatan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam menjalankan pekerjaan bagi seluruh staf di organisasi ini.
Identitas di Sektor Kesehatan
Identifikasi pasien merupakan proses pengumpulan informasi/data dan pemberian tanda yang terdiri dari nomor rekam medis dan identitas pasien. Tujuan dari proses tersebut adalah sebagai pembeda antara pasien satu dengan pasien lainnya. Namun, tahapan ini kerap kali memakan waktu karena sistem yang masih bertumpu pada metode konvensional.
Misalnya saja, pasien masih harus mengisi formulir pendaftaran berulang kali meskipun mereka telah mendaftar di rumah sakit tersebut sebelumnya. Proses identifikasi pasien juga memerlukan waktu yang cukup lama karena staf rumah sakit, terutama bagian administrasi harus mencari histori pasien melalui tumpukan dokumen yang tersimpan di dalam lemari arsip.
Meskipun begitu, proses identifikasi manual ini juga sering kali mengalami kesalahan. Melansir dari Fierce Healthcare, rumah sakit di Amerika serikat mengalami kerugian yang ditaksir sebesar 1.5 juta dolar, serta 6 miliar dolar bagi industri terkait akibat identifikasi pasien yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan terjadinya catatan ganda terhadap informasi pasien dan perawatan medis yang berulang karenanya.
Selain proses identifikasi, akses rekam medis juga masih cenderung dilakukan dan disimpan secara manual. Padahal, berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Pew Charitable Trusts, sebanyak 61% orang dewasa Amerika menginginkan akses rekam medis melalui smartphone mereka. Fakta ini menunjukkan bahwa pasien memilih semua yang digital dan terautomasi.
Identitas Digital di Sektor Kesehatan
Identitas digital merupakan bentuk digital dari identitas fisik. Segala informasi data pribadi seperti nama lengkap, tanggal lahir, nomor kependudukan, dan lain-lain sudah melekat di dalam identitas digital. Data ini nantinya dapat digunakan rumah sakit untuk proses identifikasi dan verifikasi pasien.
Identitas digital juga dapat menjadi solusi dari masalah yang telah dijelaskan di atas. Penerapan identitas digital di sektor kesehatan memiliki dampak positif seperti:
1. Fokus pada Pelayanan dengan Mempersingkat Registrasi
Dengan identitas digital, proses registrasi di sektor kesehatan tidak perlu lagi mengisi formulir berlembar-lembar ataupun mengisi username dan password yang berbeda-beda untuk satu layanan kesehatan.
Pemanfaatan identitas digital juga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap layanan rumah sakit. Dengan memangkas waktu registrasi, pasien dapat langsung mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkannya. Rumah sakit dapat lebih fokus pada proses penyembuhan pasien tanpa hambatan.
2. Memiliki Kontrol Lebih terhadap Data Kesehatan
Penerapan identitas digital juga dapat memberikan jaminan terhadap kontrol data kesehatan para pasien. Pasien akan mendapatkan transparansi yang lebih karena mereka dapat melihat histori bagaimana data mereka dibagikan.
Selain itu, pasien juga dapat melihat data kesehatan mereka seperti rekam medis dengan mudah dan tepat. Kasus seperti rekam medis ganda yang dapat merugikan organisasi seperti rumah sakit pun dapat dihindari.
3. Mempercepat Proses Digitalisasi Sektor Kesehatan
Identitas digital di sektor kesehatan juga dapat menjadi salah satu terobosan untuk percepatan proses digitalisasi sektor kesehatan dengan sistem yang lebih terintegrasi. Dengan identitas digital, pelayanan kesehatan bisa lebih tepat sasaran.
Aktivitas ilegal seperti pemalsuan identitas untuk mengajukan klaim asuransi kesehatan dapat diminimalisasi. Pada tahun 2018, terdapat kasus manipulasi klaim asuransi dengan memalsukan identitas nasabah tersebut.
Melansir dari Bisnis.com, kerugian materiil ditaksir lebih dari 100 juta Rupiah. Kelima tersangka ini menggunakan invoice palsu dari rumah sakit. Dengan adanya sistem identitas digital yang terintegrasi di rumah sakit, hal semacam ini dapat terhindari sehingga layanan kesehatan akan lebih tepat sasaran.
Dengan mulai menerapkan teknologi identitas digital yang terintegrasi di sektor kesehatan, kepercayaan pasien akan terbangun dan kepuasan pasien pun akan meningkat. Selain memperhatikan kesehatan pasien, sektor kesehatan juga harus mulai memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien ketika menggunakan layanan di sektor tersebut.
Identitas digital yang terpercaya hanya dapat dikeluarkan oleh lembaga yang sah, seperti Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE). Privy sebagai salah satu PSrE dapat memastikan validitas dengan mencocokkan data identitas individu pada database Ditjen Dukcapil. Dengan ini, sektor kesehatan dapat mempersingkat waktu dan meningkatkan efisiensi layanan pada pasien.