Surat Kontrak Kerja Karyawan: Pengertian, Dasar Hukum, dan Contohnya

surat kontrak kerja karyawan

Jika Anda seorang karyawan atau calon karyawan, Anda mungkin sering mendengar istilah surat kontrak kerja karyawan. Surat ini adalah dokumen resmi yang penting dalam hubungan kerja, berfungsi untuk memastikan hak dan kewajiban kedua pihak—baik Anda sebagai pekerja maupun perusahaan sebagai pemberi kerja. Namun, apakah Anda sudah benar-benar memahami apa itu surat kontrak kerja, dasar hukumnya, dan jenis-jenisnya?

Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang surat kontrak kerja karyawan, dasar hukum yang mengaturnya, serta memberikan beberapa contoh yang umum digunakan.

Apa Itu Surat Kontrak Kerja Karyawan?

Surat kontrak kerja karyawan adalah dokumen perjanjian antara karyawan dan pemberi kerja yang mengikat kedua belah pihak dalam hubungan kerja profesional. Surat ini mencakup berbagai informasi, seperti hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan, syarat-syarat kerja, hingga aturan terkait pemutusan hubungan kerja. Surat kontrak kerja ini dibuat untuk memberikan perlindungan hukum bagi kedua pihak, sehingga jika terjadi pelanggaran, surat kontrak ini bisa menjadi dasar penyelesaian masalah.

Sebagai dokumen resmi, surat kontrak kerja karyawan tidak hanya sebagai formalitas semata. Bagi perusahaan, surat ini adalah panduan operasional yang memastikan hak dan kewajiban karyawan sudah sesuai dengan peraturan perusahaan maupun undang-undang yang berlaku.

Dasar Hukum Surat Kontrak Kerja Karyawan

Di Indonesia, surat kontrak kerja karyawan memiliki dasar hukum yang kuat. Pengaturan ini telah dijelaskan dalam beberapa regulasi pemerintah, sehingga setiap perusahaan wajib mematuhinya. Berikut ini adalah beberapa dasar hukum penting yang mengatur perjanjian kerja:

1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021

Dalam PP No. 35 Tahun 2021, terdapat pengaturan yang mencakup Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), waktu kerja, istirahat, dan ketentuan tentang pemutusan hubungan kerja. Selain itu, peraturan ini menetapkan berbagai ketentuan lain seperti kompensasi bagi karyawan kontrak dan durasi kerja.

2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Undang-undang ini mengatur berbagai aspek perjanjian kerja, termasuk persyaratan yang harus ada dalam surat kontrak kerja karyawan. Menurut UU Ketenagakerjaan, setiap perjanjian kerja setidaknya harus mencakup nama, jabatan, hak, dan kewajiban kedua belah pihak serta rincian upah. UU ini juga mewajibkan pembuatan surat perjanjian dalam rangkap dua, yang memiliki kekuatan hukum yang sama.

Unsur-Unsur dalam Surat Kontrak Kerja

Dalam peraturan yang berlaku, ada beberapa unsur yang wajib tercantum dalam surat kontrak kerja karyawan. Unsur-unsur ini dibuat untuk menjaga kejelasan informasi antara perusahaan dan karyawan. Berikut adalah komponen penting dalam surat kontrak kerja karyawan:

1. Jabatan dan Tugas

Nama jabatan dan rincian tugas wajib dicantumkan agar ruang lingkup kerja menjadi jelas. Pastikan bahwa jabatan yang tercantum sesuai dengan yang Anda lamar dan cocok dengan deskripsi pekerjaan yang diberikan.

2. Gaji dan Tunjangan

Informasi terkait gaji pokok, tunjangan, dan kompensasi harus dijelaskan dengan rinci. Sesuai ketentuan, gaji diberikan dalam bentuk uang, sedangkan tunjangan bisa berbentuk tunai atau fasilitas lain seperti asuransi.

3. Durasi Kontrak dan Ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Surat kontrak kerja juga harus mencantumkan durasi kontrak, termasuk tanggal mulai bekerja dan berakhirnya kontrak. Selain itu, ada aturan tentang PHK, mulai dari ketentuan hingga kompensasi.

4. Pelanggaran dan Konsekuensi

Surat kontrak kerja juga perlu memuat sanksi yang mungkin diberikan jika ada pelanggaran, seperti ketidakhadiran tanpa alasan, keterlambatan, atau pelanggaran kerahasiaan (NDA).

Baca Juga: Contoh Surat Kontrak Kerja Karyawan dan Tips Membuatnya dengan Lengkap

Jenis-Jenis Surat Perjanjian Kerja

Ada beberapa jenis surat kontrak kerja karyawan yang disesuaikan dengan status karyawan. Jenis-jenis ini membantu dalam menentukan hak, kewajiban, dan perlakuan yang berlaku bagi masing-masing pekerja.

1. Surat Perjanjian Pekerja Tetap (PKWTT)

Bagi karyawan dengan status tetap, surat kontrak kerja ini mengikat mereka tanpa masa akhir yang tetap. Biasanya, karyawan akan melewati masa percobaan sebelum kontrak berlaku secara permanen.

2. Surat Perjanjian Pekerja Kontrak (PKWT)

Karyawan kontrak mendapatkan surat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang menyebutkan durasi kerja sesuai proyek atau periode waktu tertentu. Dokumen ini berisi ketentuan tentang perpanjangan kontrak dan hak-kewajiban khusus.

3. Surat Perjanjian untuk Freelancer

Untuk pekerja lepas, surat kontrak ini mengikat pekerja dan perusahaan selama periode tertentu dengan fokus pada proyek tertentu. Kontrak untuk freelancer juga biasanya memuat ketentuan kerja yang tidak eksklusif.

4. Surat Perjanjian Pekerja Paruh Waktu

Pekerja paruh waktu bekerja dalam waktu yang lebih singkat dari karyawan penuh waktu. Surat kontrak ini mencantumkan jam kerja yang lebih sedikit dan ketentuan upah per jam atau per shift.

5. Surat Perjanjian untuk Pekerja Magang

Bagi Anda yang magang, surat kontrak ini mencakup hak dan kewajiban, durasi kerja, dan ketentuan khusus bagi mahasiswa yang sedang kuliah, seperti izin menghadiri kelas.

Baca Juga: Panduan Praktis: Menyusun Offering Letter Bagi Karyawan Baru

Contoh Surat Perjanjian Kerja

Untuk memudahkan pemahaman Anda, berikut adalah contoh format umum dari surat kontrak kerja karyawan:

Surat Kontrak Kerja Karyawan

No: [Nomor Surat Kontrak]

Pada hari ini, tanggal [Tanggal] bulan [Bulan] tahun [Tahun], kami yang bertanda tangan di bawah ini:

  1. Nama: [Nama Perusahaan]
    Alamat: [Alamat Perusahaan]
    Jabatan: [Jabatan Penanda Tangan]
    Selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”
  2. Nama: [Nama Karyawan]
    Alamat: [Alamat Karyawan]
    Jabatan: [Posisi yang Dipegang]
    Selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”

Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1 – Jabatan dan Tugas
Pihak Kedua akan bekerja di perusahaan sebagai [Jabatan], dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

  • [Detail Tugas 1]
  • [Detail Tugas 2]
  • [dan seterusnya]

Pasal 2 – Gaji dan Tunjangan
Pihak Pertama akan membayar Pihak Kedua sejumlah Rp [Nominal Gaji] per bulan, dengan rincian sebagai berikut:

  • Gaji Pokok: Rp [Nominal]
  • Tunjangan Transportasi: Rp [Nominal]
  • Tunjangan Kesehatan: Rp [Nominal]

Baca Juga: Tugas dan Tanggung Jawab Lengkap Payroll Staff

Pasal 3 – Jam Kerja dan Cuti
Pihak Kedua akan bekerja selama [Jumlah Jam] per hari, [Jumlah Hari Kerja] dalam seminggu. Pihak Kedua berhak atas cuti tahunan sebanyak [Jumlah Hari Cuti].

Pasal 4 – Ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja
Perjanjian ini dapat diakhiri oleh kedua belah pihak dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelumnya.

Pasal 5 – Penutup
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua, masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

[Tempat, Tanggal]

Pihak Pertama,
[Nama Penanda Tangan]
[Posisi]

Pihak Kedua,
[Nama Karyawan]

Surat kontrak kerja karyawan adalah dokumen penting yang melindungi hak Anda dan perusahaan dalam hubungan kerja. Pastikan Anda membaca dan memahami semua isi surat kontrak tersebut sebelum menandatanganinya agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa mendatang.

Jika Anda membutuhkan kemudahan dalam menandatangani surat perjanjian kerja atau tertarik dengan layanan yang mendukung digitalisasi dokumen, Anda bisa menggunakan layanan tanda tangan elektronik dengan menghubungi Privy dan ajukan product inquiry. Nikmati free-trial untuk memahami lebih jauh mengenai layanan yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan perusahaan Anda.

Tinggalkan Balasan