Payback Period: Pengertian, Rumus, dan Contohnya

Sebagai seorang investor atau pengusaha, pasti Anda ingin memahami seberapa cepat investasi Anda bisa mengembalikan modal yang telah diinvestasikan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur hal ini adalah Payback Period. Metode ini tidak hanya memberikan gambaran tentang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas dalam suatu investasi, tetapi juga memberikan petunjuk mengenai likuiditas dan risiko yang terlibat dalam proyek tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep Payback Period, kelebihan dan kekurangannya, serta cara menghitungnya dengan contoh yang nyata. Mari kita mulai dengan memahami secara mendalam apa sebenarnya yang dimaksud dengan Payback Period dan mengapa penting untuk Anda ketahui sebagai seorang investor.

Apa Itu Payback Period?

Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali nilai investasi awal yang telah diinvestasikan. Metode penghitungan ini memberikan perkiraan berapa lama suatu proyek atau investasi dapat mencapai titik impas atau break-even point, di mana total pendapatan mulai melebihi total biaya investasi yang telah dikeluarkan.

Baca Juga: 11 Strategi Pengembangan Bisnis Terbaik untuk Pertumbuhan Perusahaan

Kelebihan Payback Period

Penggunaan Payback Period memiliki beberapa kelebihan yang bermanfaat bagi pengambil keputusan investasi:

1. Menyediakan Informasi Waktu Pengembalian Modal

Payback Period memberikan informasi yang jelas tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan. Hal ini tentunya membantu dalam perencanaan keuangan jangka pendek dan menengah, serta memberikan gambaran tentang tingkat likuiditas investasi.

2. Sederhana dan Mudah Dipahami

Metode ini relatif sederhana karena hanya menggunakan perhitungan dasar pembagian nilai investasi dengan aliran kas bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini membuat Payback Period dapat dipahami oleh berbagai kalangan, tidak hanya oleh para ahli keuangan tetapi juga oleh pengusaha kecil dan menengah.

3. Evaluasi Risiko Investasi

Dengan mengetahui Payback Period, Anda dapat mengevaluasi risiko investasi dengan lebih baik. Makin cepat periode payback, makin cepat modal Anda kembali, yang mengindikasikan tingkat risiko yang lebih rendah dalam jangka waktu tertentu.

Kekurangan Payback Period

Namun, Payback Period juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengandalkan metode ini sebagai satu-satunya alat evaluasi investasi:

1. Mengabaikan Nilai Waktu Uang

Metode ini tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, yang berarti semua arus kas dianggap sama pentingnya, baik yang diterima sekarang maupun di masa depan. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam menghitung nilai sebenarnya dari investasi dalam jangka panjang.

2. Tidak Memperhitungkan Keuntungan Bersih

Payback Period hanya fokus pada waktu pengembalian modal, dan tidak mempertimbangkan keuntungan bersih yang mungkin lebih relevan untuk mengevaluasi kinerja investasi secara keseluruhan.

3. Tidak Cocok untuk Proyek Jangka Panjang

Metode ini lebih cocok untuk proyek-proyek dengan cash flow yang stabil dan investasi jangka pendek. Untuk proyek dengan periode investasi yang panjang dan fluktuasi arus kas yang signifikan, metode lain seperti NPV (Net Present Value) mungkin lebih sesuai.

Indikator Payback Period

Payback Period digunakan sebagai penunjuk dalam membuat keputusan investasi. Berikut adalah beberapa aturan praktis yang umum digunakan:

  1. Jika Payback Period lebih pendek dari batas waktu yang ditetapkan, maka investasi dianggap layak atau diterima.
  2. Jika Payback Period lebih panjang atau melebihi batas waktu yang ditetapkan, maka investasi dianggap ditolak atau tidak layak.
  3. Ketika ada beberapa pilihan proyek investasi, Payback Period yang lebih singkat biasanya menjadi pilihan utama.

Rumus Payback Period

Rumus dasar untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut:

Payback Period = Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Rumus ini menghitung nilai investasi awal dibagi dengan aliran kas bersih (net cash flow) yang diterima setiap tahun dari investasi tersebut. Dalam formulasi ini, diasumsikan bahwa jumlah kas yang diterima per tahun adalah stabil.

Namun, dalam situasi tertentu, aliran kas tidak stabil dari tahun ke tahun. Dalam konteks ini, rumus Payback Period dapat disesuaikan untuk mengakomodasi variasi ini:

Payback Period = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam persamaan di atas:

  • n adalah periode yang diinginkan untuk pengembalian modal investasi.
  • a adalah total aliran kas yang terakumulasi pada tahun terakhir (n).
  • b adalah aliran kas pada tahun berikutnya setelah tahun terakhir (n + 1).
  • c adalah selisih antara aliran kas pada tahun terakhir (n) dan tahun berikutnya (n + 1).

Baca Juga: Retensi Karyawan: Investasi Berharga untuk Bisnis

Contoh Perhitungan Payback Period

Mari kita lihat contoh sederhana bagaimana Payback Period dihitung dalam praktiknya:

Contoh Perhitungan 1: Investasi Proyek Bisnis

Anda menginvestasikan Rp. 1 miliar dalam proyek bisnis dan memperkirakan penghasilan bersih sebesar Rp. 200 juta per tahun dari proyek tersebut. Berapa lama Payback Period investasi ini?

Diketahui:

  • Nilai Investasi = Rp. 1 miliar
  • Kas Masuk Bersih Tahunan = Rp. 200 juta

Rumus:

Payback Period = Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Hasil:

Payback Period = Rp. 1.000.000.000 / Rp. 200.000.000 = 5 Tahun

Dalam contoh ini, investasi bisnis akan mencapai titik impas dalam waktu 5 tahun.

Contoh Perhitungan 2: Investasi Properti

Seorang investor membeli properti seharga Rp. 700 juta dan memperkirakan pendapatan bersih dari sewa sebesar Rp. 100 juta per tahun. Berapa Payback Period untuk investasi properti ini?

Diketahui:

  • Nilai Investasi = Rp. 700 juta
  • Kas Masuk Bersih Tahunan = Rp. 100 juta

Rumus:

Payback Period = Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Hasil:

Payback Period = Rp. 700.000.000 / Rp. 100.000.000 = 7 Tahun

Dengan demikian, investasi dalam properti akan kembali modalnya dalam waktu 7 tahun.

Contoh Perhitungan 3: Aliran Arus Kas Bervariasi

Misalnya, perusahaan Anda mengusulkan proyek investasi sebesar Rp 600 juta dengan umur ekonomis selama 5 tahun. Persyaratan periode pengembalian adalah 2 tahun, dengan arus kas per tahun bervariasi. Pada tahun pertama, arus kas adalah Rp 300 juta, tahun kedua Rp 250 juta, tahun ketiga Rp 200 juta, tahun keempat Rp 150 juta, dan tahun kelima Rp 100 juta.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Payback Period?

Solusi:

  • Tahun pertama: Rp 300 juta
  • Tahun kedua: Rp 250 juta (Total: Rp 550 juta)
  • Tahun ketiga: Rp 200 juta (Total: Rp 750 juta)
  • Tahun keempat: Rp 150 juta (Total: Rp 900 juta)
  • Tahun kelima: Rp 100 juta (Total: Rp 1 miliar)

Rumus Payback Period yang digunakan adalah:

PP = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam kasus ini:

  • n (syarat periode pengembalian) adalah 2 tahun.
  • a adalah Rp 600 juta (nilai investasi).
  • b adalah Rp 550 juta (arus kas pada tahun kedua).
  • c adalah Rp 750 juta (arus kas pada tahun ketiga).

Dengan menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung Payback Period-nya:

PP = 2 + (Rp 600.000.000 – Rp 550.000.000) / (Rp 750.000.000 – Rp 550.000.000) x 1 tahun

PP = 2 + (Rp 50.000.000) / (Rp 200.000.000) x 1 tahun

PP = 2 + 0,25 tahun 

PP = 2,25 tahun

Jadi, Payback Period untuk proyek ini yaitu 2 tahun 3 bulan.

Dengan memahami konsep Payback Period, Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi dan terukur. Meskipun sederhana, metode ini memberikan gambaran yang penting tentang efisiensi waktu dari investasi yang Anda pertimbangkan. Namun, sebagai seorang investor, penting untuk juga mempertimbangkan aspek lain seperti nilai waktu uang dan keuntungan bersih untuk evaluasi yang lebih komprehensif. Gunakanlah Payback Period sebagai alat tambahan dalam analisis investasi Anda, dan selalu pertimbangkan kondisi dan tujuan bisnis Anda sebelum mengambil keputusan final.

Selain mengetahui manfaat dan cara menghitung Payback Period, Anda mungkin juga tertarik untuk menjelajahi Privy Enterprise Plan yang dapat membantu mengelola dokumen elektronik dengan lebih efisien. Dengan solusi yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan bisnis Anda, Privy Enterprise Plan memberikan kemudahan dalam menandatangani, membagikan, dan mengelola dokumen secara digital.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, Privy Enterprise Plan menjadi pilihan yang tepat untuk mendukung kebutuhan bisnis Anda. Mulailah dengan Free-Trial Privy sekarang juga dan rasakan langsung kemudahannya dalam mengelola dokumen elektronik Anda. Hubungi Tim kami untuk memahami informasi lebih dalam mengenai semua fitur tanda tangan digital dan ketahui lebih lanjut bagaimana Privy membantu aktivitas Anda sehari-hari. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan bisnis Anda dengan Privy Enterprise Plan!

Tinggalkan Balasan