Patroli Siber merilis laporan kasus pencurian data dalam lima tahun terakhir, di mana tahun 2020 menjadi puncaknya dengan 182 kasus dilaporkan oleh masyarakat. Banyak sekali orang yang terdampak, terutama di tengah digitalisasi saat semua aktivitas dilakukan secara online. Karenanya, penting sekali untuk menerapkan cara-cara melindungi identitas digital. Berikut ini sudah tersusun lima langkah untuk memastikan identitas digital Anda tidak jatuh ke tangan penjahat siber.
Baca juga: Tren Identitas Digital Indonesia
5 Hal Penting untuk Melindungi Identitas Digital
1. Teliti dalam Membaca Perizinan Akses Aplikasi dan Website
Sebagai pengguna, kerap kali kita langsung buru-buru menekan tombol “Setuju” atau “Ya” ketika ada notifikasi pop-up di layar smartphone atau desktop. Padahal, ada pesan penting yang harus Anda baca sebelum menyetujuinya.
Tahukah Anda bahwa hampir seluruh aplikasi mobile dan website mengirim data pribadi seperti identitas, preferensi, dan lokasi Anda ke jutaan perusahaan? Itu sebabnya Anda melihat iklan restoran di Bali ketika sedang liburan di Pulau Dewata atau mendapatkan rekomendasi jam tangan wanita saat Anda mengetik “hadiah untuk wanita” di kolom pencarian Google.
Tidak hanya itu, aplikasi seperti Facebook dan Instagram juga melacak aktivitas Anda di aplikasi lain. Hal yang mengejutkan adalah mereka melakukan ini dengan persetujuan Anda, baik secara sadar maupun tidak. Karenanya, baca dengan teliti dan tentukan aplikasi mana yang Anda percaya untuk melacak dan menyimpan data Anda.
Bagi para pengguna produk Apple, Anda bisa memilih opsi “Ask App Not to Track”. Begitu pula saat Anda mengunjungi website. Klik opsi “Allow Cookies” untuk membiarkan website melacak Anda dan klik opsi “Don’t Allow” saat Anda berada di website yang kurang terpercaya.
2. Pakai Email Berbeda untuk Kebutuhan Tiap Akun
Demi keamanan identitas digital, Anda perlu memiliki alamat email berbeda untuk kebutuhan tiap akun online. Bagaimana maksudnya? Untuk menggunakan sebuah jasa online, seperti aplikasi media sosial, Anda wajib membuat akun dengan registrasi email. Alangkah baiknya jika Anda memiliki setidaknya tiga buah email untuk masing-masing keperluan.
Misalnya, gunakan email A untuk urusan pekerjaan atau bisnis. Lalu, dedikasikan email B untuk berlangganan newsletter, mendapatkan promosi online, dan juga berbelanja online.
Selanjutnya, pakai email C untuk kepentingan pribadi seperti akun bank, investasi, pajak, payroll, dan produk keuangan lainnya. Dengan begini, jika salah satu email Anda dibobol oleh penjahat siber, data pribadi Anda tidak sepenuhnya terampas.
Untuk membantu Anda, gunakan password manager supaya Anda tidak lupa password. Penting sekali untuk membuat password yang berbeda-beda pada setiap email dan akun online. Lakukan riset terlebih dahulu dan pilih password manager dengan ulasan yang bagus.
3. Berhati-hati Saat Menggunakan Wi-Fi Publik
Semua orang suka Wi-Fi gratis. Namun, tidak semua Wi-Fi publik benar-benar aman. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan transaksi online menggunakan Wi-Fi publik. Ini dikarenakan risiko pencurian data pribadi yang sangat tinggi.
Oknum jahat bisa membuat access point palsu yang terlihat seperti akses Wi-Fi gratis. Begitu Anda login dan terhubung dengan Wi-Fi tersebut, seluruh data pribadi Anda akan dapat terlacak. Jadi, sebaiknya gunakan akses pribadi jika ingin melakukan transaksi atau aktivitas online yang terbilang sensitif.
4. Klik Link Baru? Coba Pikirkan Lagi!
Modus phishing begitu marak di Indonesia. Rendahnya literasi digital menyebabkan banyak orang menjadi korban kejahatan siber ini. Strateginya adalah dengan mengirim email atau SMS mengatasnamakan intansi pemerintah, perusahaan, atau bank. Di dalamnya tertulis pesan yang sifatnya urgent, misalnya undian berhadiah, kecelakaan, dan akun yang teretas. Begitu Anda klik link tersebut dan mengisi data diri, maka oknum tersebut berhasil mencuri identitas digital Anda.
Hati-hati ketika mendapatkan pesan dari sumber yang tidak Anda kenal. Perhatikan baik-baik alamat email dan nomor pengirim. Jangan berikan username dan password Anda ke siapa pun itu karena sebuah badan atau perusahaan resmi tidak akan meminta data tersebut.
5. Beralih ke Tanda Tangan Elektronik
Tanda tangan menjadi simbol unik yang memegang kekuatan hukum. Sayangnya, tanda tangan bisa dipalsukan. Di era digital ini, tanda tangan elektronik (TTE) menjadi pilihan karena Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri sudah mengukuhkan bahwa TTE memiliki keabsahan hukum, asal memenuhi syarat.
Apa syaratnya? TTE harus bersertifikasi elektronik yang dikeluarkan oleh penerbit yang mendapatkan pengakuan Kemkominfo. Jadi, walau terhalang jarak sekalipun, Anda bisa menjamin bahwa kegiatan bisnis maupun personal Anda tetap aman dan legal.
Itu dia beberapa cara melindungi identitas digital Anda. Cukup mudah, tetapi krusial penerapannya setiap hari. Gunakan Privy untuk menandatangani dokumen elektronik di mana saja dan kapan saja. Tanda tangan elektronik Privy dibuat dengan kriptografi asimetris dan infrastruktur kunci publik, sehingga setiap tanda tangan begitu unik dan terverifikasi. Daftar Privy sekarang!