Kolaborasi dengan Regtech PrivyID, Bank Mandiri Salurkan Kredit Usaha Mikro lewat Bukalapak

Petinggi Privy dan Mandiri.

PrivyID menggelar Ramadhan Talkshow dan buka puasa bersama pada hari Senin, 20 Mei 2019. Selain untuk mempererat keakraban, acara juga diadakan sebagai sarana edukasi terkait manfaat teknologi tanda tangan digital dan identitas digital. Kedua teknologi ini terbukti efektif untuk meningkatkan efisiensi bisnis melalui percepatan proses dan pemangkasan biaya administrasi pada saat bersamaan.

Solusi yang ditawarkan PrivyID juga dinilai lebih aman. Pasalnya, teknologi yang dimiliki PrivyID mampu memberikan perlindungan data pribadi yang lebih menyeluruh bagi pengguna jasa, serta meminimalisir risiko penipuan siber bagi pelaku bisnis. Lebih lanjut, PrivyID sebagai perusahaan rintisan di bidang Regulatory Technology (RegTech), beroperasi sesuai peraturan yang berlaku sehingga dapat memberikan perlindungan hukum yang komprehensif.

Dalam penjelasannya, Marshall Pribadi selaku CEO & Founder PrivyID mengatakan bahwa inovasi teknologi dibutuhkan untuk mempercepat proses efisiensi dan memangkas biaya, dan PrivyID hadir untuk memberikan solusi tersebut. Marshall mencontohkan, “Lembaga keuangan saat ini mampu menjangkau pelanggan di pelosok Indonesia dengan memungkinkan individu mengakses layanan mereka melalui internet.”

Sebagai informasi, beberapa perusahaan terbesar di industri finansial telah memanfaatkan PrivyID untuk mempercepat proses pembukaan rekening efek, permohonan kartu kredit, hingga mengajukan pinjaman usaha. Seluruh proses registrasi dan penandatanganan dokumen perjanjian bisa dilaksanakan hanya melalui telepon genggam, tanpa perlu bertemu tatap muka. “Inovasi inilah yang sangat berguna untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. PrivyID menggunakan teknologi asymmetric cryptography dan public key infrastructure untuk menerbitkan tanda tangan digital yang bersertifikasi. Tanda tangan digital yang bersertifikasi, bersifat unik dan melekat pada satu identitas yang terverifikasi, sehingga sulit disangkal serta memiliki kekuatan hukum yang sah”, jelas Marshall saat ditemui di On Three Coffee, Senopati, Jakarta.

Salah satu lembaga finansial yang telah merasakan manfaat PrivyID adalah Bank Mandiri, yang telah menggunakan platform PrivyID untuk menyalurkan kredit usaha mikro secara online. Hery Sofiaji selaku Head of Microproductive Loan Bank Mandiri mengatakan, “Bank Mandiri bekerjasama dengan PrivyID untuk mendorong pertumbuhan bisnis para top seller di Bukalapak.”

Bank Mandiri sendiri merupakan salah satu penyalur dana usaha mikro terbesar di Indonesia. Dengan pertumbuhan YoY setinggi 24.5%, Bank Mandiri telah menyalurkan pinjaman senilai total ratusan milyar Rupiah ke lebih dari 1,5 juta pengusaha mikro di Indonesia, termasuk yang menjalankan usahanya secara online di e-commerce.

“Sebelum menggunakan PrivyID, prosesnya serba manual. Kami harus melakukan peninjauan lokasi usaha, membuat janji dengan nasabah di kantor cabang Mandiri, kemudian menandatangani dokumen secara tatap muka. Keseluruhan proses ini wajib ditempuh karena Bank Mandiri harus melakukan proses verifikasi identitas calon debitur”, Hery menambahkan.

Hery menambahkan, “Dana pinjaman juga baru dicairkan satu hari setelah dokumen ditandatangani, namun kerja sama dengan PrivyID memungkinkan Bank Mandiri untuk menyalurkan pinjaman secara lebih cepat.  Kini, kami bisa menyalurkan pinjaman hanya dalam waktu setengah hingga satu jam saja. Dana yang dicairkan berkisar antara 2 hingga 200 juta rupiah.”

Efisiensi ini dimungkinkan berkat sistem verifikasi identitas PrivyID yang berlangsung secara digital. Proses penandatanganan dokumen pun cukup melalui telepon genggam tanpa harus bertatap muka. Namun, peningkatan efisiensi bukan satu-satunya alasan Hery memilih PrivyID. Ia mengemukakan bahwa teknologi mutakhir yang PrivyID miliki sudah teruji kesiapannya.

“Selain itu, PrivyID juga sudah terlisensi oleh KOMINFO. Keamanan data pengguna juga terjamin, karena PrivyID beroperasi dengan sistem keamanan informasi berstandar internasional”, tambahnya.

Marshall menutup acara dengan mengungkapkan harapannya untuk PrivyID. “Sebagai pelopor Regtech di Indonesia, harapannya PrivyID dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia”, katanya. Pria yang juga menduduki jabatan ketua umum Asosiasi Regtech & LegalTech Indonesia (IRLA) ini menyatakan bahwa PrivyID dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, baik bisnis maupun non-bisnis. “PrivyID memiliki potensi untuk mempermudah akses masyarakat Indonesia terhadap berbagai layanan, baik layanan finansial, maupun layanan kependudukan”, imbuhnya.

Tinggalkan Balasan