Keamanan data perusahaan merupakan aspek krusial yang harus diperhatikan oleh setiap bisnis, terutama di era digital ini. Kebocoran data, serangan siber, dan ancaman lainnya dapat merugikan perusahaan secara finansial maupun reputasi. Oleh karena itu, penting untuk memahami ancaman apa saja yang dapat menyerang data perusahaan, serta langkah-langkah apa saja yang bisa diambil untuk meningkatkan keamanannya.
Dalam artikel ini, Privy akan menjelaskan mengenai jenis ancaman terhadap data keamanan perusahaan, serta memberikan tip untuk meningkatkan keamanannya agar tidak mudah untuk terserang cyber crime. Agar dapat memahaminya dengan baik, simak sampai tuntas artikel di bawah ini!
Jenis Ancaman terhadap Keamanan Data Perusahaan
Anda harus mengetahui jenis ancaman apa saja yang dapat menyerang data perusahaan. Mengetahui jenis ancaman ini dapat menjadi pencegahan pertama yang efektif dalam menjaga data. Berikut lima jenis ancaman utama yang perlu diwaspadai.
1. Serangan Phishing
Serangan phishing merupakan metode penyerangan dengan mengirim email palsu yang tampak seperti dari sumber yang tepercaya untuk mencuri data penting seperti metode pengolahan atau data nasabah. Email phishing sering kali terlihat sangat meyakinkan, sehingga banyak karyawan yang terjebak.
Serangan ini biasanya akan mengarahkan penerima untuk mengklik tautan atau mengunduh lampiran berbahaya. Tautan tersebut menjadi tempat korban memasukkan informasi sensitif. Selain itu, phishing juga dapat dilakukan melalui pesan teks, media sosial, hingga panggilan telepon yang disebut dengan istilah “smishing” dan “vishing.”
2. Malware
Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak atau mendapatkan akses yang tidak sah ke sistem komputer. Malware bisa berupa virus, worm, ransomware, dan spyware. Ransomware sendiri telah menjadi ancaman besar karena dapat mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk mengembalikannya.
Sedangkan virus dan worm dapat menyebar dengan cepat melalui jaringan, menginfeksi komputer lain dan merusak data yang ada. Di sisi lain, spyware digunakan untuk diam-diam memata-matai aktivitas pengguna, mencuri informasi sensitif seperti kata sandi dan nomor kartu kredit.
Baca Juga: Lindungi Privasi, Begini Cara Kelola Data Karyawan dengan Benar!
3. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)
Jenis ancaman selanjutnya adalah Serangan DDoS. Serangan ini terjadi ketika penyerang menggunakan banyak perangkat yang terinfeksi untuk membanjiri server atau jaringan perusahaan dengan lalu lintas yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan layanan perusahaan menjadi lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Serangan DDoS dapat merusak bisnis secara signifikan dengan menghentikan operasi, merusak reputasi, dan menyebabkan kerugian finansial.
4. Insiden Orang Dalam (Insider Threats)
Ancaman dari dalam perusahaan juga tidak kalah berbahayanya. Karyawan atau mantan karyawan yang memiliki akses ke data penting dapat menyalahgunakan informasi tersebut. Ancaman ini bisa bersifat disengaja (misalnya, tindakan balas dendam) atau tidak disengaja (misalnya, kelalaian).
Insiden orang dalam bisa sangat sulit untuk dideteksi karena karyawan yang bersangkutan biasanya memiliki akses sah ke sistem dan data perusahaan. Mereka mungkin mencuri data untuk dijual ke pihak ketiga, memanipulasi data untuk keuntungan pribadi, atau hanya melakukan kesalahan yang tidak disengaja yang membuka celah bagi penyerang luar.
5. Kerentanan pada Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan bisa memiliki celah keamanan yang belum diperbaiki. Penyerang sering kali mencari kerentanan ini untuk dieksploitasi, baik melalui aplikasi pihak ketiga maupun perangkat lunak yang dikembangkan secara internal.
Kerentanan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kesalahan dalam kode, kegagalan untuk memperbarui perangkat lunak, atau konfigurasi yang salah. Jika penyerang berhasil mengeksploitasi kerentanan ini, mereka dapat mendapatkan akses tidak sah ke sistem perusahaan dan mencuri data sensitif atau merusak sistem.
Baca Juga: 10 Manfaat Keamanan Data Bisnis: Lindungi Data, Lindungi Bisnis
Langkah Jitu Meningkatkan Keamanan Data Perusahaan
Setelah melihat berbagai ancaman yang dapat membahayakan data perusahaan, berikut tujuh cara untuk meningkatkan keamanan data yang dapat mencegah atau mengatasi ancaman-ancaman tersebut. Simak dengan saksama!
1. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
Langkah pertama untuk meningkatkan keamanan data perusahaan adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan tentang praktik keamanan siber. Karyawan harus memahami pentingnya menjaga kerahasiaan informasi, cara mengamankan data secara efektif, dan bagaimana mengenali ciri-ciri ancaman serangan siber seperti phishing atau malware.
Pelatihan yang dilakukan secara berkala juga membantu perusahaan dalam menjaga kepatuhan terhadap kebijakan keamanan yang terus berkembang, sekaligus mengatasi kerentanan dari sumber daya manusia yang kurang teredukasi.
2. Implementasi Kebijakan Keamanan yang Kuat
Perusahaan perlu memiliki kebijakan keamanan yang jelas dan kuat. Kebijakan ini harus mencakup penggunaan kata sandi yang kuat, kontrol akses berbasis peran, autentikasi dua faktor, pencadangan dan pemulihan data, enkripsi data, serta protokol keamanan lainnya. Semua karyawan harus mematuhi kebijakan ini tanpa terkecuali.
Kebijakan keamanan juga harus diperbarui secara berkala untuk mengakomodasi ancaman baru dan teknologi yang berkembang. Konsistensi dalam penerapan kebijakan ini sangat penting agar seluruh organisasi terlindungi dari potensi serangan dan penyalahgunaan data.
3. Penggunaan Perangkat Lunak Keamanan
Langkah selanjutnya dalam meningkatkan keamanan data perusahaan adalah dengan menggunakan perangkat lunak keamanan seperti antivirus, anti–malware, dan firewall. Perangkat lunak ini bertindak sebagai benteng pertahanan utama untuk mengatasi kerentanan yang ada pada sistem perusahaan sebelum penyerang bisa memanfaatkannya.
Penting juga untuk memastikan bahwa perangkat lunak keamanan ini selalu diperbarui secara berkala agar mampu menghadapi ancaman terbaru.
4. Enkripsi Data
Enkripsi data merupakan metode untuk melindungi data dengan mengubahnya menjadi kode yang hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. Data yang dienkripsi akan tetap aman meskipun jatuh ke tangan yang salah. Untuk itu, perusahaan harus memastikan bahwa semua data sensitif, baik yang disimpan maupun yang dikirim, dienkripsi dengan standar yang tinggi.
Hal ini sangat penting untuk mencegah pencurian data dan melindungi reputasi perusahaan dari skandal kebocoran data. Dengan mengamankan data secara optimal, perusahaan juga dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.
Baca Juga: Proses Validasi Data: Memastikan Keakuratan dan Keamanan Informasi Bisnis
5. Backup Data Secara Rutin
Melakukan backup data secara rutin menjadi langkah untuk memastikan bahwa data perusahaan tetap aman meskipun terjadi kegagalan sistem atau serangan siber. Backup harus disimpan di lokasi yang aman dan harus diuji secara berkala untuk memastikan data dapat dipulihkan dengan cepat jika diperlukan. Selain itu, backup data harus disimpan di lokasi yang terpisah dari sistem utama untuk menghindari kerusakan bersamaan akibat bencana atau serangan.
6. Audit Keamanan Berkala
Audit keamanan berkala penting untuk mengidentifikasi kelemahan dan kerentanan dalam sistem keamanan perusahaan. Audit ini bisa dilakukan oleh tim internal atau pihak ketiga yang memiliki keahlian dalam keamanan siber. Hasil audit harus digunakan untuk memperbaiki dan memperkuat sistem keamanan.
7. Pengelolaan Hak Akses
Langkah yang harus menjadi perhatian lebih adalah mengelola hak akses dengan baik. Pengelolaan hak akses yang efektif memastikan bahwa hanya karyawan yang memiliki kebutuhan sah yang dapat mengakses data penting. Hak akses harus diberikan berdasarkan prinsip “least privilege,” di mana pengguna hanya mendapatkan akses yang benar-benar diperlukan untuk tugas mereka.
8. Mengaplikasikan Sistem Autentikasi Multi-faktor
Menggunakan sistem autentikasi multi-faktor (MFA) memberikan perlindungan ekstra terhadap akses tidak sah. Dengan MFA, pengguna diwajibkan untuk memberikan dua atau lebih faktor verifikasi sebelum mendapatkan akses ke sistem perusahaan. Hal ini dapat mencakup kombinasi dari sesuatu yang diketahui (kata sandi) dan sesuatu yang dimiliki (kode OTP dari perangkat).
MFA secara signifikan mengurangi risiko pencurian kredensial atau penyalahgunaan data, dan menjadi salah satu langkah terpenting dalam memastikan keamanan akses ke informasi sensitif.
9. Menyiapkan Backup dan Recovery Plan dengan Matang
Memiliki rencana cadangan (backup) dan pemulihan (recovery) data yang matang merupakan tindakan krusial dalam menjaga keamanan data perusahaan. Rencana ini memastikan bahwa jika terjadi bencana seperti serangan ransomware, kegagalan sistem, atau kerusakan fisik pada perangkat, data dapat dipulihkan dengan cepat tanpa mengakibatkan kerugian yang signifikan.
Backup data harus dilakukan secara rutin dan otomatis, baik secara lokal maupun di cloud. Selain itu, perusahaan harus melakukan pengujian berkala terhadap rencana recovery untuk memastikan bahwa pemulihan dapat dilakukan dengan lancar ketika dibutuhkan. Rencana ini juga harus mencakup berbagai skenario, mulai dari pemadaman listrik, serangan siber, hingga bencana alam.
Itulah jenis ancaman siber dan langkah jitu untuk meningkatkan keamanan data perusahaan. Secara garis besar, melindungi data perusahaan bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun budaya keamanan yang kuat di seluruh organisasi. Dengan komitmen dari semua tingkat manajemen dan karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi dari ancaman siber.
Sebagai solusi untuk meningkatkan keamanan data perusahaan, Privy menawarkan sistem yang dapat melakukan proses penambahan, penghapusan, dan pembaharuan hak-hak pengguna secara otomatis melalui Privy API yang kaya akan fitur yang canggih.
Privy API memberikan proses verifikasi dokumen bebas hambatan untuk user melalui built-in autentikasi Oauth, serta terintegrasi dengan tanda tangan digital yang memudahkan Anda untuk menandatangani dokumen elektronik. Selain itu, Anda tidak perlu khawatir terkait keamanan, karena Privy telah tersertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi ISO/IEC 27001:2013.
Jadi, segera manfaatkan Privy API untuk meningkatkan keamanan data perusahaan Anda dan jaga bisnis Anda tetap aman dari ancaman siber!