Media sosial yang berkembang sekarang ini menjadikan setiap penggunanya bebas berekspresi. Kebebasan ini berkaitan dengan kebebasan berpendapat di media sosial, mengunggah foto atau video, melakukan role play, dan masih banyak lagi. Sungguh bermanfaat, bukan?
Namun, bagaikan dua mata koin yang berbeda sisi, media sosial juga memberikan bahaya tersendiri. Salah satu jenis cyber crime yang sering terjadi di media sosial adalah tindakan catfishing. Pernahkah Anda mendengar istilah tersebut? Apabila belum pernah, sederhananya tindakan ini merujuk pada pemalsuan identitas secara daring.
Cukup membahayakan, bukan? Lalu demikian, sebenarnya apa itu catfishing? Bagaimana ciri-cirinya? Apakah ada cara mencegahnya? Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mari simak jawabannya pada penjelasan di bawah ini!
Apa itu Catfishing?
Apabila merujuk pada pengertian secara harfiah, istilah catfishing menggambarkan keadaan di mana seseorang berusaha “memancing” perhatian orang lain dan menjebaknya untuk masuk ke dalam perangkap.
Demikian juga catfishing ini menjelaskan tindakan seseorang yang membuat identitas palsu atau menyembunyikan identitas asli mereka di dunia maya atau internet. Tujuan pelaku catfishing ini tentu beragam, ada yang hanya iseng belaka, berupaya menipu, hingga memanipulasi orang lain.
Para pelaku tindakan ini umumnya mengambil dan menggunakan data diri orang lain berupa nama, foto, hingga riwayat hidup seseorang. Sungguh menyeramkan, bukan? Pasalnya, data diri tersebut dapat disalahgunakan karena tidak atas seizin pihak empunya informasi. Jadi, Anda sebagai pengguna sosial media perlu lebih berhati-hati lagi ketika berkenalan dengan orang baru di internet.
Ciri-Ciri Catfishing
Pelaku tindakan catfishing itu sendiri memiliki ciri-ciri yang umum ditemukan di lingkungan sekitar. Berikut adalah beberapa karakteristik tersebut:
1. Menolak Pertemuan Langsung
Pada dasarnya, pelaku tindakan ini berpura-pura menjadi orang lain yang tentunya berbeda dari segi fisik hingga kepribadiannya. Oleh karena itu, ciri utama yang sering muncul adalah mereka enggan atau bahkan menolak bertemu langsung dengan pengguna lain.
Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah khawatir akan dianggap berbeda dengan profil yang ada di sosial media atau bahkan dibawa ke jalur hukum. Biasanya, para pelaku catfishing akan terus mengelak dan mencari alasan agar pertemuan tatap muka tidak pernah terjadi.
2. Sulit untuk Diajak Video Call
Untuk meningkatkan komunikasi, memang paling efektif dilakukan dengan berbicara langsung atau melalui video call (panggilan video). Hal yang sama pun berlaku ketika berkenalan dengan pengguna baru di dunia maya. Apabila pengguna tersebut menggunakan identitas asli, tentu mereka kemungkinan besar tidak akan menolak ajakan video call.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi pelaku tindakan catfishing. Sama seperti poin sebelumnya, mereka akan berupaya agar tidak melakukan panggilan dalam bentuk apa pun untuk menghindari kecurigaan dan melancarkan aksinya.
Walaupun mereka mau melakukan video call, biasanya para pelaku tidak akan menunjukkan wajahnya secara penuh. Hal ini disebabkan karena tentunya wajah di foto dengan aslinya sangat berbeda.
3. Identitas Tidak Jelas
Berlindung di balik identitas orang lain, mereka cenderung menutup diri dan tidak mau terbuka tentang diri sendiri yang sebenarnya. Oleh karena itu, tidak heran jika Anda akan kesulitan menemukan identitas asli pelaku catfishing.
Selain itu, pelaku juga umumnya tidak memiliki kenalan atau followers/following di akun media sosialnya mencurigakan. Hal ini semakin meningkatkan kecurigaan bahwa mereka hanya menggunakan informasi lain guna menjebak korbannya.
4. Kalimat atau Bahasa yang Digunakan Terlalu Berlebihan
Selain dari segi profil media sosial, ciri berikutnya yang perlu dicurigai adalah dari penggunaan kalimat saat berkomunikasi. Untuk menarik perhatian korban catfishing, pelaku biasanya menggunakan kalimat dan bahasa yang berlebihan.
Misalnya, menyanjung atau memuji korban secara berlebihan, menceritakan kisah sedih berlebihan, dan masih banyak lagi. Anda perlu mewaspadai hal ini karena sangat berbahaya untuk mudah membagikan kisah hidup dan informasi pribadi di internet.
Jadi, ketika ada orang berani membagikannya secara langsung, bisa jadi disebabkan karena cerita tersebut bukan fakta sesungguhnya dan hanya mengambil cerita dari orang lain. Anda patut mencari tahu lebih dalam lagi.
5. Perilaku Tidak Konsisten
Terakhir, umumnya para pelaku tindakan ini juga memiliki perilaku atau tingkah laku tidak konsisten. Ketidakkonsistenan ini bisa dilihat dari cara mereka menanggapi pertanyaan atau diskusi yang diajukan di media sosial.
Mereka cenderung akan memberikan jawaban berbeda-beda agar terhindar dari kecurigaan korban catfishing.
Cara Menghindari Catfishing
Setelah mengetahui ciri-ciri catfishing, Anda perlu melakukan upaya preventif dengan menerapkan beberapa cara menghindarinya di bawah ini:
1. Jangan Memberikan Informasi Pribadi Sembarangan
Langkah pertama yang harus dilakukan tentunya jangan mudah untuk membagikan atau memberikan informasi pribadi di sosial media atau kepada orang yang baru dikenal. Informasi pribadi ini berupa nama lengkap, nomor telepon, alamat email, alamat rumah, hingga rekam medis. Hal ini juga penting dilakukan untuk mencegah tindakan pencurian identitas oleh orang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenkominfo telah membuat aturan yang membahas terkait perlindungan terhadap informasi pribadi seseorang. Aturan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).
Jadi, pastikan bahwa Anda tidak membagikan informasi sembarangan karena bisa disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Hukum yang berlaku tersebut juga mengatur mengenai hukuman terhadap orang yang menggunakan informasi pribadi milik orang lain sembarangan.
2. Lakukan Background Checking
Berikutnya, dunia maya tidak selamanya positif sehingga perlu melakukan background checking ketika berkenalan dengan orang baru. Background checking atau mengecek latar belakang seseorang ini bukan berarti Anda melanggar tentang perlindungan data pribadi.
Akan tetapi, Anda bisa memastikan bahwa akun yang digunakan adalah benar milik seseorang bersangkutan dan bukan dimanipulasi oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Salah satu cara umum yang bisa digunakan adalah dengan memeriksa foto profil. Anda bisa menyamakan foto profil akun tersebut dengan foto yang ada di internet. Apabila foto tersebut bersebaran dan akun pengunggahnya berbeda, Anda patut mencurigainya.
3. Pelajari Pola yang Umum Dilakukan
Para pelaku catfishing biasanya memiliki modus atau pola umum yang biasa dilakukan untuk menjebak korban. Hal ini bisa dilihat dari akun sosial media yang digunakan, penggunaan bahasa, gaya bicara, dan sebagainya.
Anda bisa menyesuaikan motif ini dengan yang beredar di internet agar tidak terjebak menjadi korban catfishing.
4. Hindari Terbawa Perasaan dan Emosi
Pelaku tindakan ini sangat mengutamakan permainan perasaan dan emosi. Mereka berusaha dengan segala cara agar korban terjebak dengan rayuan atau tipuan mereka.
Mereka biasanya akan menjual kisah sedih, playing victim atau seolah-olah membuat korban menjadi pelaku, dan masih banyak lagi. Akibatnya, korban pun memilih untuk menuruti apa yang pelaku arahkan.
Jadi, pastikan agar Anda tidak terjebak rayuan mereka, ya!
5. Tolak Segala Transaksi Keuangan
Perlu diingat untuk selalu melakukan transaksi keuangan aman melalui aplikasi terpercaya. Jika Anda baru berkenalan dengan seseorang dan mereka minta untuk dikirimi uang, Anda perlu mencurigainya.
Hindari transaksi tersebut dan jangan pernah sekali-sekali mengirim atau menerima uang dari pengguna di sosial media. Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai modus-modus phising atau penipuan online agar tidak terjebak menjadi korban.
Pasalnya, sekarang ini banyak sekali kasus yang mengatasnamakan keluarga atau kerabat untuk meminjam uang dengan nominal yang cukup banyak. Oleh karena itu, Anda perlu mengonfirmasi kembali apakah memang benar nomor atau akun tersebut milik keluarga atau kerabat yang Anda kenal.
Demikianlah pembahasan mengenai catfishing yang perlu Anda pahami. Tindakan pemalsuan identitas ini memiliki ciri-ciri tertentu yang bisa ditemukan di sosial media. Penting untuk mengetahui ciri tersebut guna mengetahui cara mencegah agar tidak menjadi korban catfishing.