Tindak kejahatan (fraud) yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab bisa menyerang industri apa pun, tak terkecuali industri perbankan. Perbankan menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan karena industri tersebut bergerak di bidang pengelolaan dan penyimpanan uang nasabah.
Tujuan utamanya tidak lain adalah untuk mengambil data dan dana milik nasabah dengan menyerang sistem keamanan perbankan. Jadi, industri ini pun perlu memiliki strategi pencegahan yang tepat agar tetap bisa melindungi keamanan dan kerahasiaan data nasabah.
Lalu, dengan demikian, bagaimana cara mencegah frauddi industri perbankan?
Apa Itu Tindakan Pencegahan Fraud Perbankan?
Tindakan pencegahan atau anti fraud perbankan adalah rangkaian teknik dan proses yang ditujukan untuk mengurangi risiko penipuan. Lembaga keuangan menjadi target utama penipu karena akses langsung mereka ke dana dan kemampuan untuk mentransfernya.
Bank dan lembaga keuangan lainnya harus mengembangkan solusi inovatif untuk mendeteksi dan mencegah penipuan guna melindungi aset, sistem, dan pelanggan mereka. Deteksi penipuan berfokus pada mengidentifikasi upaya penipuan, sementara pencegahan penipuan bertujuan untuk mencegahnya, namun keduanya sering kali berjalan bersamaan dalam praktiknya.
Baca Juga: Cara Kerja Fraud Detection System dan Manfaatnya Untuk Bisnis
Bahaya Fraud bagi Industri Perbankan
Sebelum menerapkan cara pencegahan fraud di industri keuangan khususnya perbankan, pahami terlebih dahulu bahaya yang mengintai bagi keberjalanan operasional bisnis perusahaan. Berikut adalah beberapa bahaya tersebut:
1. Kepercayaan Nasabah Menurun
Hal pertama yang akan merugikan bagi bank adalah tingkat kepercayaan nasabah akan menurun. Bagaimana tidak? Nasabah akan kurang percaya untuk menyimpan dan mengelola uangnya di suatu bank apabila industri tersebut tidak memiliki sistem keamanan yang baik.
Mereka berpotensi besar untuk pindah ke jasa layanan lain yang lebih terpercaya. Itulah mengapa diperlukan strategi serta upaya maksimal untuk memiliki sistem keamanan yang mumpuni.
2. Keamanan dan Kerahasiaan Data akan Dipertanyakan
Jika terjadi fraud di industri perbankan, masyarakat akan mempertanyakan mengenai sistem keamanan dan kerahasiaan data di perusahaan tersebut. Apabila suatu bank berhasil disusupi oleh oknum tidak bertanggung jawab, tentunya oknum tersebut berupaya mengambil data nasabah guna memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok mereka.
Hal ini sangat berkaitan dengan poin sebelumnya di mana kepercayaan nasabah pun akan menurun terhadap layanan perbankan. Ditambah lagi, kemungkinan data diri tersebar dan digunakan untuk kepentingan pihak lain pun sangat besar.
Baca Juga: Kenali Jenis-jenis dan Tips Mencegah Fraud
Cara Mencegah Fraud di Industri Perbankan
Pastinya Anda tidak ingin merasakan dampak dan bahaya dari tindakan fraud di industri perbankan seperti yang disebutkan di atas, bukan? Nah, untuk itulah Anda perlu mencegahnya dengan beberapa cara di bawah ini:
1. Penerapan Aksioma Strategi
Penerapan aksioma strategi juga ternyata dapat diterapkan di industri perbankan. Apa itu aksioma strategi? Singkatnya, strategi ini dilakukan guna mengendalikan potensi kecurangan atau pengambilan data pribadi yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari situs HukumOnline terkait anti-fraud, strategi ini memiliki 4 perspektif yang bisa diterapkan guna mengendalikan tidak kejahatan tersebut. Perspektif tersebut adalah pencegahan, pendeteksian, investigasi, dan enhancement (peningkatan).
Jadi, pihak bank akan melakukan analisis dan evaluasi untuk peningkatan sistem keamanan perbankan dengan mendeteksi potensi kecurangan yang mungkin terjadi.
2. Kenali Pola Penipuan atau Kejahatan
Pelaku tindak kejahatan biasanya memiliki pola tertentu yang bisa dikenali dan dipelajari. Jika Anda bergerak di industri perbankan, umumnya pola yang dilakukan adalah menyerang sistem keamanan digital bank untuk mengambil informasi yang dibutuhkan.
Itulah mengapa sangat penting untuk terus mengikuti perkembangan kejahatan yang ada guna mempelajari dan mengidentifikasi bagaimana para pelaku melancarkan aksinya.
3. Pantau dan Evaluasi Transaksi dan Operasional Perbankan
Transaksi dan operasional perbankan tentunya bersifat sensitif dan kredensial sehingga hanya nasabah bersangkutan dan pihak tertentu saja yang mengetahuinya. Apabila terdapat aktivitas mencurigakan yang terjadi, Anda perlu mengonfirmasi dan mengevaluasi aktivitas tersebut.
Aktivitas mencurigakan tersebut umumnya berasal dari luar atau eksternal perbankan. Biasanya muncul transaksi besar-besaran yang terjadi di suatu akun sehingga cukup dikhawatirkan apabila bukan pemilik akun bersangkutan yang melakukannya.
Namun, selain dari eksternal, tindak kejahatan ini juga bisa berasal dari dalam perusahaan. Pasalnya, tidak jarang juga tindak kejahatan perbankan berasal dari tim internal perbankan itu sendiri. Jadi, Anda pun harus waspada dan berhati-hati dengan segala aktivitas operasional yang terjadi di perusahaan.
Baca Juga: Apa itu Verifikasi Identitas Digital dan Pentingnya dalam Transaksi Elektronik
4. Gunakan Sistem Sistem Biometrik
Cara lain yang bisa diterapkan agar sistem keamanan bank berjalan efektif adalah penerapan sistem e-biometrik
Sederhananya, biometrik adalah sistem verifikasi yang biasa digunakan oleh lembaga perbankan untuk memverifikasi data nasabah, mulai dari pemindaian wajah (face recognition), sidik jari, verifikasi akun, dan masih banyak lagi. Sistem ini diterapkan guna menghindari akses mencurigakan atau tidak sah yang akan dilakukan oleh pihak di luar pemilik akun itu sendiri.
Jadi, potensi pelaku kejahatan untuk menarik informasi pribadi atau mencuri uang nasabah pun akan semakin kecil. Itulah mengapa identitas digital dapat membantu mencegah adanya fraud.
5. Edukasi Nasabah
Selain penerapan upaya anti-fraud dari pihak perbankan, nasabah pun perlu diedukasi guna mengurangi risiko terjebak kasus penipuan atau pencurian data perbankan. Jadi, baik nasabah maupun pihak perbankan, keduanya saling membantu untuk menghindari kejahatan perbankan ini.
Adanya edukasi ini menunjukkan bahwa perusahaan Anda memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan nasabahnya. Secara tidak langsung, hal ini akan meningkatkan kesadaran nasabah terhadap pola tindak kejahatan yang umum dilakukan.
6. Kerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan
Bekerja sama dengan pihak berwenang di bidang keamanan keuangan merupakan langkah strategis yang membantu bank dalam menangani kejahatan siber dan penipuan dengan lebih efisien.
Aspek penting dari kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan meliputi kepatuhan terhadap regulasi dan konsultasi, peningkatan respons terhadap insiden, serta pertukaran informasi dan juga intelijen. Kerjasama dengan pihak berwenang di bidang keamanan ini dapat meningkatkan kapasitas lembaga perbankan untuk menghadapi dan mencegah ancaman dari luar.
Itulah beberapa cara mencegah fraud di industri perbankan yang bisa diterapkan. Penting untuk memahami anti-fraud ini guna menjaga keamanan dan kerahasiaan data nasabah serta meningkatkan kepercayaan nasabah dan masyarakat.