Menjaga keamanan data diri Anda dalam setiap transaksi digital merupakan hal yang penting. Pasalnya, saat ini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan kecerobohan para pengguna transaksi digital untuk kegiatan melanggar hukum, entah itu dengan menjual data pribadi mereka, meretas handphone dan akun media sosial milik mereka dan lain sebagainya.
Pihak penyedia layanan transaksi digital kini telah menggunakan berbagai cara untuk mengatasi hal ini. Termasuk diantaranya adalah dengan menggunakan teknologi pengamanan terbaru bernama biometrik.
Apa itu biometrik dan bagaimana teknologi ini dapat membantu Anda untuk mengamankan data? Simak lengkapnya berikut ini:
Pengertian Biometrik
Secara bahasa, biometrik dapat diartikan sebagai data-data biologis seseorang. Secara istilah, biometrik adalah sistem autentikasi akun seseorang menggunakan data biologis orang tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan data biologis di sini bisa berupa perilaku atau kebiasaan orang tersebut atau data fisiknya.
Penggunaan data biologis untuk mengesahkan dokumen dan bisnis dapat ditelusuri hingga abad ke-2 sebelum Masehi. Menurut sejarahnya, kaisar Ts’In She dari China menggunakan sidik jari untuk mengesahkan dokumen. Sistem ini juga pernah digunakan oleh William James Herschel, seorang pemimpin Inggris di India pada tahun 1858 selama pembangunan jalan raya di Bengal.
Kelebihan sistem biometrik adalah data biologis seperti di atas tidak bisa diduplikasi, sebab setiap orang pasti memiliki data biologis tersendiri. Selain itu, pengguna tidak perlu menghafal password yang seringkali berbeda-beda untuk setiap aplikasi.
Namun penggunaan sistem ini bukan berarti tanpa tantangan. Beberapa waktu lalu, terdapat driver ojek online bodong yang mengelabui sistem biometrik scan sebuah aplikasi dengan menggunakan topeng.
Tantangan lainnya dalam menggunakan sistem ini adalah bocornya data pengguna. Bukan tidak mungkin data biometrik seseorang, entah itu sidik jari, atau bahkan DNA bocor dan dapat digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, pihak aplikasi juga dituntut untuk menyediakan versi terbaik dan teraman dari sistem otentikasi ini.
Jenis-Jenis Biometrik
Terdapat berbagai jenis sistem yang umum digunakan untuk verifikasi biometrik. Jenis sistem tersebut adalah:
Biometrik fisik
1. Pemindai retina
Pemindai retina adalah sistem pemindai biometrik yang bertujuan untuk mencari pola atau ciri khas tertentu yang terdapat di retina mata seseorang. Sebab sama seperti bagian tubuh lainnya, retina mata setiap orang juga berbeda-beda.
2. Pemindai iris
Bagian mata lain yang juga dipindai untuk keperluan identifikasi biometrik adalah iris. Hanya saja sedikit berbeda dengan retina, umumnya pemindai iris lebih teliti, sehingga harganya juga lebih mahal.
3. Fingerprint
Fingerprint bisa jadi merupakan salah satu penerapan otentikasi biometrik yang paling populer. Anda menggunakan teknologi ini untuk masuk ke sebuah aplikasi, mengisi absensi di kantor atau di kampus, dan lain sebagainya.
Hal ini tidak terjadi dengan tanpa alasan. Setiap manusia memiliki susunan sidik jari yang unik, sehingga data yang dimasukkan dalam fingerprint relatif susah dipalsukan. Selain itu dibandingkan dengan alat lainnya,pemindai biometrik yang satu ini memiliki harga yang lebih terjangkau.
4. Face biometrik
Jenis pemindai biometrik yang populer lainnya adalah face biometrik. Sistem ini berusaha mengotentikasi data seseorang berdasarkan fitur wajah orang tersebut. Maka jangan heran jika untuk mendapatkan layanan khusus di sebuah aplikasi, Anda harus melakukan swafoto dengan KTP, serta dengan menggerakkan wajah Anda kesana kemari.
5. Voice recognition
Tidak hanya tampilan fisik, suara manusia juga berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, suara juga dapat digunakan untuk mengotentikasi keaslian data seseorang. Anda tidak akan mendapatkan akses ke layanan yang Anda tuju apabila suara yang Anda masukkan tidak sesuai dengan data yang ada di dalam database aplikasi tersebut.
6. DNA
Data biometrik yang satu ini jarang digunakan dalam keperluan sehari-hari karena membutuhkan waktu yang lama untuk mengidentifikasinya. DNA umumnya digunakan oleh pihak yang berwajib untuk mengidentifikasi tersangka atau korban dalam tindakan kriminal.
Biometric Behaviour
Seperti yang telah disebutkan di atas, data biometrik juga bisa berdasarkan pada data perilaku atau kebiasaan seseorang. Hal ini karena kebiasaan dan perilaku setiap orang tentunya berbeda. Data ini biasanya dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan pola.
Misalnya, cara Anda menandatangani sebuah dokumen pasti akan berbeda dengan cara teman Anda menandatangani dokumen yang sama, meskipun hasilnya tanda tangan kalian berdua mirip atau teman Anda mencoba untuk menirukan tanda tangan Anda.
Tidak hanya tanda tangan, data biometrik jenis ini juga bisa berupa pola seseorang dalam menulis atau mengetik sesuatu, atau kebiasaan mereka saat menghadapi sesuatu yang terduga dan tidak terduga. Adanya jenis ini pada biometric behaviour memungkinkan sistem untuk mencegah adanya plagiasi sekecil apapun.
Cara Kerja Biometrik
Meskipun terdengar sangat canggih, namun kenyataannya cara kerja sistem biometrik ini sangat mudah. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Pengguna memasukkan data dengan memindai salah satu bagian tubuh yang diminta (entah itu sidik jari, retina atau yang lainnya).
- Data tersebut kemudian akan dienkripsi ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh mesin dan disimpan di database.
- Ketika pengguna tersebut akan masuk kembali ke dalam sistem, dia harus melakukan pemindaian lagi.
- Jika data hasil pemindaian kedua itu selesai, maka pengguna diperbolehkan untuk masuk ke dalam sistem tersebut, begitupun sebaliknya.
Misalnya, ketika perusahaan Anda baru akan memasang alat fingerprint, seluruh karyawan diminta untuk memasukkan data sidik jari mereka dengan memindainya di alat pemindai. Alat pemindai tersebut lantas akan melakukan enkripsi data dan menyimpan data fingerprint pengguna ke dalam database. Ketika Anda ingin absen tapi tangan Anda basah, kemungkinan besar absensi Anda akan ditolak karena sistem tidak bisa mendeteksi sidik jari Anda.
Contoh Penerapan Biometrik
Saat ini sistem autentikasi menggunakan biometrik sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah dengan menempelkan sidik jari untuk absen di kantor, scan wajah serta KTP untuk untuk mengakses fitur premium sebuah aplikasi dan lain sebagainya. Terdapat juga teknologi liveness detection yang bisa digunakan untuk mencegah fraud.
Salah satu aplikasi yang menawarkan keamanan dengan sistem ini adalah Privy. Aplikasi tanda tangan online ini tidak hanya dilengkapi dengan verifikasi akun dan dokumen menggunakan biometrik fisik (fingerprint dan lain-lain), tetapi juga dilengkapi dengan Optical Character Recognition (OCR).
Teknologi OCR bermanfaat untuk mengidentifikasi pola tulisan tangan atau tanda tangan. Dengan demikian, sistem akan dapat mengenali jika tanda tangan atau tulisan Anda dipalsukan dan tidak akan mengizinkan si pemalsu untuk masuk ke dalam sistem. Dengan demikian, legitimasi dokumen atau file yang Anda terima dan kirimkan dapat dipertanggungjawabkan.