Saat berselancar di dunia maya, tanpa disadari Anda membagikan informasi yang sebenarnya bersifat pribadi. Misalnya, membagikan lokasi dan situasi terkini. Inilah yang kemudian dinamakan oversharing. Nah, untuk lebih memahami tentang oversharing dan bahayanya untuk kehidupan Anda, mari simak penjelasan berikut ini!
Apa itu oversharing?
Oversharing jika diterjemahkan secara harfiah berarti berbagi berlebihan. Dalam konteks teknologi informasi, berbagi di sini berarti membagikan informasi secara berlebihan di dunia maya. Informasi yang dimaksud bisa sangat beragam, mulai dari identitas pribadi, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, hingga lokasi terkini.
Sebuah artikel dari Huffington Post menyebutkan bahwa oversharing dipicu oleh penggunaan media sosial. Coba perhatikan kalimat apa yang pertama muncul saat Anda mengakses media sosial, “Apa yang ada di pikiranmu?” atau “Apa yang sedang kamu lakukan?”. Tanpa sadar, pertanyaan-pertanyaan yang terlihat sederhana tersebut mengajak Anda untuk membagikan informasi. Sayangnya, terkadang tanpa disadari informasi yang dibagikan sebenarnya ada dalam ranah privat, padahal privasi di era digital itu sangat penting.
Bahaya oversharing di dunia maya
Apa sebenarnya dampak dari oversharing? Ternyata, dampak oversharing begitu luas. Selain mengancam keamanan, oversharing juga bisa menimbulkan efek pada kesehatan mental. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang muncul akibat oversharing.
Oversharing berpotensi menurunkan produktivitas Anda. Bagaimana bisa? Saat Anda sering membagikan informasi di dunia maya, pasti akan mendapat respons dari orang lain. Nah, respons inilah yang kemudian bisa memengaruhi Anda.
Saat mendapat respons baik dari orang lain, Anda akan terpacu untuk membuat konten lain atau membagikan informasi lain. Begitu pula saat respons yang didapat cenderung negatif, Anda akan semakin engaged atau larut dalam dunia maya. Akibatnya, pekerjaan atau tanggung jawab di dunia nyata pun terabaikan.
2. Menimbulkan kecemasan
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, respons yang didapat dari oversharing juga bisa menimbulkan kecemasan, terutama jika respons tersebut cenderung negatif. Anda pasti akan terus memikirkan respons negatif itu terus-menerus hingga tanpa sadar memunculkan rasa cemas.
3. Data pribadi tersebar
Inilah dampak negatif oversharing yang masih belum disadari banyak orang: tersebarnya data pribadi. Banyak orang yang masih menyepelekan data pribadi mereka, bahkan tidak menyadari bahwa informasi yang mereka bagikan termasuk data pribadi.
Contoh yang paling sering ditemukan adalah membagikan informasi pribadi seperti nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor ponsel. Misalnya, Anda mengunggah tanggal lahir dan nama lengkap pada profil media sosial Anda. Hal ini berbahaya karena bisa dicuri dan digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Contoh lainnya adalah membagikan alamat rumah yang tercantum pada paket belanja online. Sering kali, saat memberikan testimoni pembelian, konsumen akan mencantumkan foto produk. Padahal, pada produk tersebut masih tercantum alamat lengkap. Anda harus waspada karena bisa saja data alamat tersebut digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
4. Diikuti oleh orang tak dikenal
Dampak oversharing yang satu ini sudah sedikit dibahas pada poin sebelumnya. Terkadang, saat orang menggunakan media sosial, mereka tanpa sadar memberikan terlalu banyak informasi pribadinya. Salah satunya adalah informasi terkini mengenai keberadaan mereka.
Terkadang, untuk memberi tanda, pengguna media sosial akan mencantumkan tag lokasi atau hashtag yang menandakan suatu tempat. Padahal, dari tag dan hashtag tersebut, orang lain bisa dengan mudah menemukan lokasi Anda.
5. Rentan terhadap pencurian
Oversharing terkadang juga berarti membagikan terlalu banyak informasi tentang diri Anda tanpa disaring terlebih dulu. Sebagai contoh, saat Anda mengunggah foto liburan, tanpa sadar sebetulnya Anda telah memberi tahu bahwa Anda sedang tidak berada di rumah, sehingga berisiko “mengundang” pencuri. Contoh lainnya adalah ketika Anda mengunggah foto koleksi lukisan atau perhiasan berharga yang dapat membuat orang lain ingin mencurinya.
6. Kesehatan mental memburuk
Tindakan oversharing ternyata juga bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan mental. Hal ini masih berhubungan dengan poin tentang kecemasan sebelumnya. Jika rasa cemas akibat respons negatif dari media sosial dibiarkan terus-menerus, akan cenderung lebih sulit untuk dihilangkan. Padahal, kecemasan sendiri merupakan salah satu gejala dari gangguan mental yang lebih serius. Apabila Anda sudah berada di tahap ini, sebaiknya segera mencari pertolongan pada ahli.
Itulah sekilas pembahasan mengenai bahaya oversharing terhadap keamanan informasi pribadi. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa internet harus digunakan dengan bijak agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan.
Selain bijak dalam menggunakan internet, pastikan Anda juga menggunakan tanda tangan digital yang dilengkapi dengan Sertifikat Digital untuk melindungi keamanan data. Yuk, mulai lindungi informasi pribadi di internet dengan identitas dan tanda tangan digital dari Privy. Dapatkan aplikasinya di Google Play Store atau App Store!