Dalam dunia bisnis, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah turn over karyawan, yaitu tingkat pergantian karyawan dalam jangka waktu tertentu. Tingkat turnover yang tinggi dapat menjadi masalah serius bagi perusahaan karena dapat mengakibatkan biaya yang tinggi dan memengaruhi produktivitas serta kestabilan tim kerja.
Penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi penyebab turn over yang tinggi dan mencari cara untuk menguranginya. Untuk itu, dalam artikel ini, Privy akan membahas apa itu turn over karyawan, risiko yang terkait dengan tingkat turn over yang tinggi, dan 10 cara efektif untuk mengurangi turn over karyawan. Pelajari selengkapnya di bawah ini!
Pengertian Turnover Karyawan?
Turn over karyawan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat pergantian karyawan dalam suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami penyebab turn over karyawan dan mencari cara untuk menguranginya. Dalam beberapa kasus, turn over karyawan yang rendah dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memotivasi karyawan untuk tetap bertahan.
Cara Menghitung Tingkat Turn Over Karyawan
Rumus sederhana untuk menghitung tingkat turn over karyawan adalah:
Tingkat Turn Over = (Jumlah Karyawan yang Keluar : Jumlah Karyawan Awal) × 100%
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan memiliki 100 karyawan pada awal tahun dan 10 karyawan keluar selama tahun tersebut, maka tingkat turn over karyawan untuk tahun tersebut adalah:
(100 : 10) × 100% = 10%
Ini berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat turn over karyawan sebesar 10% untuk tahun tersebut.
4 Penyebab Turn Over Karyawan
Turnover karyawan atau pergantian karyawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi keputusan mereka untuk bertahan atau mencari kesempatan di tempat lain. Berikut beberapa penyebab turnover karyawan yang umum terjadi:
1. Ketidakcocokan Budaya Perusahaan
Karyawan mungkin merasa tidak cocok dengan budaya atau nilai-nilai perusahaan. Ketika work-life balance dan lingkungan kerja tidak sesuai dengan harapan, karyawan cenderung mencari perusahaan lain yang lebih sesuai dengan keinginan mereka.
2. Kompensasi yang Tidak Memadai
Karyawan mungkin merasa bahwa kompensasi yang mereka terima tidak sebanding dengan kontribusi dan kinerja mereka. Ketidakpuasan terhadap gaji dan tunjangan dapat menjadi alasan utama mereka untuk mencari pekerjaan dengan kompensasi yang lebih baik.
3. Kurangnya Peluang Pengembangan Karier
Ketika karyawan merasa tidak ada peluang untuk berkembang dan maju dalam karier mereka, tingkat turnover karyawan akan meningkat. Organisasi yang tidak menawarkan pelatihan atau jalur karier yang jelas sering kali kehilangan bakat terbaik mereka.
4. Kurangnya Dukungan dan Pengakuan
Karyawan yang merasa kurang didukung dan diakui oleh manajemen cenderung mencari lingkungan kerja yang lebih mendukung. Pengakuan atas prestasi dan dukungan dalam mengatasi beban kerja yang tinggi dapat berpengaruh besar terhadap keputusan karyawan untuk tetap bertahan.
Baca Juga: Perusahaan Wajib Tahu! Ketahui 9 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan
Risiko Tingkat Turn Over Karyawan yang Tinggi
Dengan memahami risiko yang terkait dengan turn over karyawan yang tinggi, perusahaan dapat lebih memahami pentingnya mengurangi tingkat pergantian karyawan. Beberapa risiko yang perlu diperhatikan termasuk:
1. Biaya Penggantian
Setiap kali karyawan meninggalkan perusahaan, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mencari, merekrut, dan melatih karyawan baru. Biaya ini dapat mencakup iklan lowongan kerja, waktu wawancara, dan biaya pelatihan. Biaya tersebut dapat menguras sumber daya perusahaan dan mengurangi profitabilitas jangka panjang.
2. Kehilangan Produktivitas
Proses perekrutan dan pelatihan karyawan baru dapat memakan waktu, yang berarti bahwa perusahaan dapat kehilangan produktivitas saat mencari pengganti untuk karyawan yang meninggalkan perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja dan potensial kerugian pendapatan bagi perusahaan.
3. Ketidakstabilan Tim Kerja
Turn over karyawan yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakstabilan dalam tim kerja, yang dapat memengaruhi kinerja keseluruhan tim dan meningkatkan risiko konflik antar anggota tim. Ketidakstabilan ini dapat mengganggu kolaborasi dan kerja tim yang efektif.
4. Pengurangan Kualitas Layanan
Karyawan yang baru menggantikan posisi yang kosong mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dan mencapai tingkat kinerja yang sama dengan karyawan sebelumnya, yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas layanan kepada pelanggan. Hal ini dapat merugikan reputasi perusahaan dan menyebabkan kehilangan pelanggan.
5. Dampak pada Budaya Perusahaan
Tingginya turnover rate dapat memengaruhi budaya perusahaan dengan mengurangi stabilitas dan konsistensi dalam nilai-nilai dan praktik organisasi. Ini dapat mengurangi motivasi karyawan yang tinggal dan memengaruhi kepuasan kerja secara keseluruhan.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Probation dalam Menyeleksi Karyawan Terbaik
6 Jenis Turnover Karyawan yang Meninggalkan Perusahaan
Memahami berbagai jenis istilah turnover karyawan penting bagi manajemen perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia secara efektif. Berikut enam jenis turnover yang umum terjadi di perusahaan:
1. Disfungsional
Turnover disfungsional terjadi ketika karyawan berkinerja buruk atau tidak memenuhi harapan perusahaan meninggalkan organisasi. Kepergian mereka biasanya dianggap sebagai kesempatan untuk memperbaiki hubungan kerja dan meningkatkan kinerja tim. Dengan kata lain, kepergian mereka tidak merugikan perusahaan, tetapi malah membawa dampak positif.
2. Fungsional
Sebaliknya, turnover fungsional terjadi ketika karyawan berkinerja baik atau berbakat meninggalkan perusahaan. Hal ini dapat merugikan perusahaan karena mereka kehilangan tenaga kerja yang berkualitas dan berpotensi tinggi. Kepergian karyawan ini sering kali terjadi karena kurangnya kepuasan karyawan terhadap kompensasi, kesempatan pengembangan, atau lingkungan kerja.
3. Sukarela
Turnover sukarela mengacu pada keputusan karyawan untuk meninggalkan perusahaan dengan sendirinya. Hal ini sering terjadi ketika karyawan merasa lebih baik di tempat lain atau ingin mengejar peluang yang lebih baik. Karyawan yang memilih untuk keluar umumnya merasa bahwa mereka telah membuat keputusan yang tepat untuk karier mereka.
4. Tidak Sukarela
Turnover tidak sukarela terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan, misalnya melalui PHK atau pemecatan. Keputusan ini biasanya dibuat karena faktor-faktor penyebab seperti performa yang tidak memuaskan, pengurangan anggaran, atau restrukturisasi organisasi.
5. Bisa Dikendalikan
Jenis turnover ini dapat dikendalikan oleh perusahaan. Misalnya, jika ada masalah dengan proses rekrutmen yang menyebabkan penempatan karyawan yang tidak sesuai, manajemen dapat memperbaiki prosedur tersebut untuk mengurangi turnover. Dengan meningkatkan kepuasan karyawan melalui kebijakan yang lebih baik, perusahaan dapat menjaga karyawan yang berkualitas.
6. Tidak Bisa Dikendalikan
Turnover yang tidak bisa dikendalikan melibatkan faktor-faktor di luar kendali perusahaan, seperti perubahan situasi pribadi karyawan, relocation, atau masalah kesehatan. Meskipun perusahaan tidak dapat mencegah turnover jenis ini, memahami penyebabnya dapat membantu dalam perencanaan pengelolaan sumber daya manusia pada masa depan.
10 Cara Efektif Mengurangi Turn Over Karyawan
Perusahaan dapat mengurangi tingkat turn over karyawan dan membangun tim kerja yang stabil dan produktif melalui strategi yang tepat sasaran. Berikut ini adalah beberapa cara efektif yang dapat Anda gunakan untuk mengurangi turn over karyawan.
1. Pengembangan Karier
Berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan karier mereka di dalam perusahaan dengan menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, karyawan akan merasa nilainya diakui dan memiliki peluang untuk tumbuh bersama perusahaan, sehingga meningkatkan loyalitas mereka.
2. Kompensasi dan Tunjangan yang Kompetitif
Pastikan bahwa kompensasi dan tunjangan yang ditawarkan perusahaan kompetitif dengan standar industri dan memadai untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Karyawan yang merasa dihargai dengan imbalan yang sesuai akan lebih cenderung bertahan dalam perusahaan dan tidak mencari pekerjaan di tempat lain.
3. Pemberian Umpan Balik yang Teratur
Berikan umpan balik yang jelas dan teratur kepada karyawan tentang kinerja mereka, serta dukungan untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja mereka. Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dapat membantu memperbaiki area yang perlu diperbaiki, sehingga karyawan merasa diarahkan dan didukung untuk mencapai potensi terbaik mereka.
4. Peningkatan Lingkungan Kerja
Buat lingkungan kerja yang mendukung dan nyaman bagi karyawan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti keadilan, keseimbangan kerja-hidup, dan kerja sama tim yang baik. Lingkungan kerja yang positif dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan, sehingga mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan.
5. Pengakuan dan Penghargaan
Berikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan untuk pencapaian mereka, baik melalui program formal maupun apresiasi informal. Pengakuan atas kontribusi karyawan dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas mereka terhadap perusahaan, serta membuat mereka merasa dihargai dan diperhatikan.
Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Efisiensi Kerja Karyawan
6. Keseimbangan Kerja-Hidup
Dukung keseimbangan kerja-hidup dengan menyediakan fleksibilitas dalam jadwal kerja dan program-program kesejahteraan karyawan. Karyawan yang dapat menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi akan lebih bahagia dan produktif, sehingga lebih mungkin untuk tetap bertahan dalam perusahaan.
7. Komunikasi yang Terbuka
Jaga komunikasi yang terbuka dan transparan antara manajemen dan karyawan untuk mendorong saling pengertian dan kepercayaan. Dengan komunikasi yang baik, karyawan akan merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam perusahaan, serta lebih mungkin untuk berbagi masukan dan ide-ide yang dapat membantu perusahaan berkembang.
8. Pengembangan Kepemimpinan
Latih para pemimpin di perusahaan untuk menjadi pemimpin yang efektif, yang dapat membimbing dan menginspirasi karyawan mereka. Pemimpin yang baik dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memotivasi karyawan untuk tetap bertahan, serta memberikan contoh yang baik bagi karyawan lainnya.
9. Pengaturan Kerja yang Jelas
Sediakan pengaturan kerja yang jelas, termasuk harapan kinerja yang jelas dan tujuan yang dapat diukur. Dengan menetapkan ekspektasi yang jelas, karyawan akan memiliki panduan yang jelas untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan retensi karyawan.
10. Mendengarkan Karyawan
Berikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan masukan dan pendapat mereka tentang perusahaan dan lingkungan kerja, serta tanggapan terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi. Mendengarkan karyawan dapat membantu perusahaan untuk memahami kebutuhan dan keinginan karyawan, sehingga dapat melakukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan.
Dalam mengurangi tingkat turn over karyawan, langkah-langkah yang disebutkan di atas bukan hanya akan meningkatkan retensi karyawan, tetapi juga akan membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya. Dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi semua pihak.
Untuk membantu mengelola dokumen dengan lebih efisien, perusahaan dapat menggunakan tanda tangan on-premise dari Privy. Dengan mengintegrasikan Privy ke dalam sistem perusahaan, Anda dapat meningkatkan proses administrasi dengan cara yang lebih baik dan aman. Hubungi Privy sekarang dan mulailah menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik untuk perusahaan Anda!