Era digital yang semakin cepat dan modern sangat berdampak baik bagi perkembangan dunia, terutama di bidang bisnis. Akan tetapi, tentunya perkembangan era digital ini tetap diiringi dengan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pebisnis.
Jika Anda tidak mempersiapkan diri dengan maksimal dan menghiraukan manajemen risiko, dikhawatirkan bisnis Anda justru tidak akan bertahan. Pastinya Anda tidak menginginkan hal tersebut terjadi, bukan?
Oleh karena itu, artikel berikut ini akan menyajikan informasi tentang 7 tantangan bisnis di era digital beserta strategi menghadapinya. Penasaran? Mari simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!
1. Adaptasi Cepat terhadap Perubahan Teknologi
Tantang pertama dan terutama adalah perlunya adaptasi terhadap perubahan teknologi yang berlangsung secara cepat. Dari waktu ke waktu, teknologi terus mengalami perkembangan yang diikuti dengan inovasi baru.
Terlebih lagi, konsumen modern sekarang banyak yang melek teknologi dan bahkan lebih maju terhadap perkembangan yang terjadi. Untuk menyamainya, Anda perlu beradaptasi cepat terhadap perubahan-perubahan ini.
Selain itu, adaptasi ini pun bisa menjadi cara agar Anda tidak tertinggal dari kompetitor lainnya.
Misalnya, Anda bergerak di bidang bisnis kosmetik. Sebelumnya, Anda hanya fokus menjual produk di platform sosial media, seperti Instagram. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul platform lain yang bisa dijadikan media pemasaran, seperti e-commerce.
Agar Anda tidak tertinggal dari kompetitor dan bisa meningkatkan penghasilan, tidak ada salahnya untuk beradaptasi dengan platform baru tersebut. Caranya adalah dengan coba mempelajari penggunaan platform, memahami syarat dan ketentuan, serta mengatur strategi bisnis agar bisa bersaing dengan sehat.
2. Banyaknya Kompetitor untuk Produk yang Sama
Dari masa ke masa, dalam dunia bisnis, tentunya Anda akan menemukan banyak kompetitor yang menjual produk atau jasa serupa dengan milik Anda. Itulah mengapa Anda harus memikirkan strategi pemasaran yang tepat agar bisa lebih unik dan berbeda dari yang lain.
Konsep ini pun berlaku di era digital di mana siapa saja bisa menjual produk atau jasa apa pun. Bahkan, tidak segan juga ada beberapa pebisnis yang membuat atau menjual produk sama dengan harga sangat murah untuk menurunkan harga pasar. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada batasan bagi siapa saja untuk bisa berbisnis online.
Lantas, bagaimana strategi menghadapinya? Anda bisa mulai dengan menganalisa pasar, mulai dari harga jual, harga beli produk, strategi pemasaran yang digunakan, hingga ke target pasar itu sendiri. Setelah dianalisa, barulah Anda mencari celah di mana bisa membuat perbedaan dari kompetitor lainnya.
Misalnya, Anda adalah pebisnis yang menjual pakaian perempuan. Kompetitor lain menjual pakaian perempuan serupa dengan harga murah, tetapi kualitas standar. Nah, Anda bisa coba dengan menjual sedikit di atas harga pasaran, tetapi menawarkan kualitas terbaik.
Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk mencantumkan review (ulasan) dari pembeli sebelumnya agar calon pembeli lebih percaya. Dengan begitu, bisnis Anda bisa dilihat sebagai perusahaan yang memang menjual produk berkualitas dengan harga seimbang pula.
3. Tren Pasar Cepat Berubah
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masyarakat di era digital sangat menyukai segala sesuatu yang berbau ‘viral’. Konsumen bisa saja menyukai suatu produk A selama beberapa waktu, tetapi dapat berubah suatu saat.
Ditambah lagi jika produk yang digunakan adalah produk yang sekali konsumsi, seperti makanan, minuman, produk kesehatan, dan sebagainya. Tentunya Anda harus siap untuk menghadapi hal tersebut dengan mempertimbangkan secara matang bidang bisnis apa yang akan digeluti.
Untuk menghadapinya, Anda perlu menyesuaikan tren yang berlaku dan mempersiapkan rencana jangkan panjang. Misal, tren pasar sekarang adalah makanan cepat saji dengan cita rasa nikmat dan pedas.
Nah, Anda bisa membuat produk serupa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, Anda perlu membuat rencana cadangan dengan membuat variasi menu lain atau variasi produk lain. Dengan begitu, konsumen pun tetap memiliki pilihan untuk membeli produk di perusahaan Anda.
4. Persaingan Pemasaran Digital
Mudah dan murahnya pemasaran digital menjadikan bisnis di era digital cukup menantang untuk dihadapi. Pasalnya, seorang pengusaha tidak harus lagi membayar jasa iklan di tv atau memasang baliho untuk menarik perhatian konsumen.
Cara-cara tersebut tetap bisa dan cukup efektif diimplementasikan di era digital seperti sekarang ini. Namun, tentunya pemasangan iklan di tv dan pembuatan baliho akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka dari itu, banyak platform media sosial sekarang yang menyediakan jasa pemasangan iklan digital, seperti Instagram Ads, Facebook Ads, dan masih banyak lagi. Anda bisa mengatur sendiri berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk pemasangan iklan yang dirasa lebih murah dan terjangkau.
Namun, hal ini justru menjadi pedang bermata dua karena banyaknya kompetitor yang menggunakan cara serupa. Itulah mengapa Anda perlu membuat iklan digital yang unik, menarik, dan inovatif.
Misalnya, memasang iklan dengan bekerja sama bersama influencer atau artis terkenal, membuat video viral atau sedang tren, dan sebagainya. Kunci utamanya adalah bagaimana Anda bisa menjangkau target audiens dengan menyesuaikan pola konsumsi mereka. Dengan begitu, calon konsumen pun akan memiliki brand awareness tersendiri terhadap produk atau jasa bisnis Anda.
5. Tuntutan Inovasi Cepat
Inovasi baru pastinya sangat dibutuhkan setiap saat dalam dunia bisnis. Terlebih lagi bagi Anda yang bergerak di bidang makanan dan minuman atau pelayanan masyarakat.
Tidak heran mengapa belakangan ini banyak perusahaan yang membuat gebrakan baru di bidang-bidang tersebut. Namun, tuntutan akan inovasi cepat ini terkadang tidak diimbangi dengan kualitas teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki sebuah perusahaan.
Agar tetap bisa bersaing, Anda dapat mempelajari pola perilaku konsumen dan mencari tahu kebutuhannya. Misalnya, kebutuhan akan proses yang serba cepat, mulai dari pembelian, pembayaran, hingga pengiriman barang.
6. Kemampuan Sumber Daya Manusia Mumpuni
Semakin canggihnya teknologi terkadang tidak diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni. Bagi Anda yang bergerak di bisnis digital, pastinya Anda harus memberikan pelatihan tambahan kepada para karyawan agar bisa mengoperasikan bisnis.
Namun, pelatihan tersebut membutuhkan waktu lama dan terkadang tidak efisien. Terlebih lagi adanya tuntutan untuk terus melakukan inovasi dan perubahan agar bisa bersaing dengan kompetitor.
Maka dari itu, untuk menghadapinya, tidak ada salahnya bagi pengusaha untuk memanfaatkan tools atau aplikasi digital, seperti AI (artificial intelligence) chat GPT (Generative Pre-training Transformer).
Tools ini bisa membantu perusahaan untuk mencari konsep, menemukan sumber ide, hingga merencanakan strategi bisnis ke depannya. Dengan begitu, Anda pun tetap bisa mengimbangi tuntutan inovasi yang serba cepat.
7. Tingkat Keamanan Siber
Terakhir, maraknya kasus kebocoran data beberapa tahun belakangan ini menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap sebuah perusahaan. Terlebih lagi apabila ada sebuah perusahaan yang menghimpun banyak data konsumen mengalami peristiwa tersebut.
Maka dari itu, Anda perlu memastikan bahwa keamanan data pengguna atau konsumen perusahaan terjamin. Lantas, bagaimana cara untuk melindungi data-data tersebut? Caranya adalah menggunakan sistem dan aplikasi resmi yang dilengkapi sistem keamanan terpadu.
Selain itu, bagi Anda yang sering berbisnis digital, pastinya banyak melakukan pembuatan, penerimaan, dan pengiriman dokumen. Dokumen tersebut tentunya bersifat rahasia dan harus terhindar dari pemalsuan. Untuk mencegahnya, Anda bisa menggunakan tanda tangan elektronik sebagai tanda keabsahan dokumen kerja sama.
Tanda tangan elektronik (TTE) adalah tanda tangan yang bisa dijadikan alat verifikasi digital. Namun, pastikan TTE yang dibuat ini sudah tersertifikasi, ya! Caranya adalah dengan membuat TTE di aplikasi resmi yang sudah diakui Kominfo seperti Privy.
Langkah tersebut bisa cukup efektif untuk meminimalisasi risiko pemalsuan dokumen kerja sama atau jenis dokumen lainnya. Hal ini pun akan meningkatkan kepercayaan konsumen.
Itulah 7 tantangan bisnis di era digital yang perlu diperhatikan dengan seksama. Kendati demikian, tentu ada strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut.