Seiring dengan perkembangan penggunaan teknologi, berkembang pula fitur keamanan yang digunakan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pengguna. Salah satu fitur keamanan yang saat ini banyak digunakan adalah fitur face recognition.
Fitur ini kini banyak digunakan di berbagai industri, mulai dari ketika Anda ingin apply fasilitas pay later, hingga ketika Anda hendak menggunakan berbagai aplikasi resmi yang diterbitkan oleh pemerintah. Akan tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan face recognition, dan apa bedanya dengan face identification? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:
Pengertian Face Recognition
Face recognition adalah sistem autentikasi data biometrik dengan mencocokkan wajah seseorang dengan banyak gambar digital yang ada. Meskipun tingkat akurasinya lebih rendah dibandingkan iris recognition, teknologi ini kini diterapkan di berbagai industri untuk memastikan kalau nasabah yang menggunakan akun tersebut memang orang asli.
Misalnya, ketika Anda ingin upgrade aplikasi sehingga bisa menggunakan fitur pay later, aplikasi tersebut akan meminta Anda untuk melakukan swafoto dengan KTP atau Passport. Biasanya, proses ini kemudian diikuti dengan pengambilan gambar sendiri dengan menggerakkan area-area wajah tertentu. Nah, serangkaian proses ini dapat disebut dengan proses face recognition.
Sejarah pengembangan sistem ini dapat ditelusuri hingga tahun 1960-an. Ketika itu, Woody Bledsoe, Helen Chan Wolf, and Charles Bisson, tiga ilmuwan asal Amerika Serikat fokus untuk mengembangkan komputer yang mampu mengenali fitur wajah manusia. Meskipun demikian, penemuan aplikasi serta penyebaran aplikasi face recognition ini baru masif pada pertengahan tahun 1990-an. Saat ini aplikasi ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan memastikan kredibilitas seseorang.
Meskipun demikian, penggunaan teknologi ini bukan tanpa kontroversi. Teknologi yang melibatkan scan wajah ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat banyak mengenai kebocoran data-data pribadi, pengembangan teknologi deepfake, hingga digunakan untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan rasnya.
Fungsi Face Recognition
Fitur face recognition kini sudah difungsikan ke dalam berbagai aplikasi. Berikut ini beberapa fungsi sistem autentikasi biometrik ini:
1. Sebagai sistem keamanan smartphone
Salah satu pemanfaatan utama dari face recognition saat ini adalah sebagai sistem keamanan smartphone atau aplikasi, face id adalah contoh penerapan fungsi ini di iPhone. Dengan sistem ini, Anda tinggal menunjukkan full face Anda ke area sensor kamera supaya gambar Anda bisa diambil dan diperiksa apakah Anda pengguna smartphone atau aplikasi tersebut atau bukan.
Dengan adanya sistem ini, Anda tidak perlu menghafal password atau username ketika ingin menggunakan handphone atau sebuah aplikasi. Selain itu, sistem tidak akan mengizinkan orang untuk mengakses aplikasi atau handphone tersebut kecuali Anda, sehingga handphone dan aplikasi Anda akan relatif lebih aman dari peretasan.
2. Sistem pengenalan wajah untuk absensi
Saat ini banyak perusahaan atau institusi yang menggunakan data biometrik untuk absensi karyawan. Selain fingerprint, face recognition juga merupakan salah satu data biometrik yang banyak difungsikan untuk keperluan ini. Khususnya, apabila absensi ini dilakukan untuk mengakses data-data khusus, seperti masuk ke dalam gudang, brankas dan lain sebagainya.
3. Face recognition untuk penumpasan kejahatan
Di berbagai negara maju, teknologi face recognition digunakan untuk mengidentifikasi fitur wajah penjahat yang terekam oleh CCTV. Teknologi ini memungkinkan aparat untuk mengenali fitur wajah pelaku secara detail, mulai dari bentuknya, hingga kumis dan kacamatanya.
Pada saat perang Ukraina tahun 2022, teknologi ini juga disebut-sebut digunakan oleh milisi Ukraina untuk mengidentifikasi wajah tentara Rusia yang tewas di medan perang dan mengirimkannya kepada keluarga tentara tersebut. Tujuannya adalah untuk memenangkan peperangan melalui metode perang psikis.
Cara Kerja Face Recognition
Berikut ini cara kerja sistem face recognition:
1. Face detection
Dalam tahap ini, wajah Anda akan diminta untuk lurus menghadap kamera atau memenuhi area yang ditunjuk oleh sistem. Kamera akan memindai fitur-fitur pada wajah Anda secara perlahan. Jika proses ini tidak berhasil, bisa jadi wajah Anda tidak masuk ke dalam area yang diminta atau pencahayaan di tempat Anda kurang baik.
2. Penjajaran
Langkah kedua setelah wajah berhasil diidentifikasi adalah penjajaran. Dalam tahap ini, sistem akan meminta Anda untuk memposisikan kepala Anda sedemikian rupa, Jika software yang digunakan sudah menerapkan face recognition 3D, maka wajah Anda akan dapat dikenali hingga 90 derajat. Namun jika masih menggunakan 2D, untuk mengidentifikasi wajah Anda, Anda perlu menatap lurus ke kamera atau miring hingga 35 derajat.
3. Pengukuran dan representasi
Langkah selanjutnya adalah sistem akan mengukur ukuran wajah Anda secara perlahan. Setelah diukur dengan sempurna, sistem akan membuat kode unik khusus untuk fitur wajah tersebut dalam proses bernama representasi.
4. Pencocokan dan verifikasi
Ketika Anda ingin mengakses aplikasi atau smartphone, yang menggunakan sistem facial recognition lagi, seperti face id, Anda harus memasukkan data biometrik wajah Anda lagi. Apabila kode unik yang dihasilkan oleh wajah tersebut sama dengan kode unik data biometrik wajah yang telah Anda simpan sebelumnya, maka Anda bisa masuk dan mengakses smartphone Anda. Begitupun sebaliknya.
Teknologi Yang Digunakan Pada Face Recognition
Cara kerja face recognition sendiri untuk mendapatkan data bervariasi tergantung dengan teknologi kamera yang digunakan. Berikut ini beberapa teknologi yang digunakan oleh sistem untuk mengidentifikasi wajah seseorang:
1. Tradisional
Pada teknologi ini, algoritma dalam kamera digunakan untuk mengidentifikasi fitur-fitur umum yang ada dalam sebuah wajah, mulai dari hidung, mata, dan mendeskripsikan bagaimana bentuk fitur-fitur tersebut. Kemudian, algoritma akan mencari gambar-gambar lain di galeri untuk mencocokkan data wajah.
2. Human identification at a distance (HID)
Salah satu tantangan teknologi face recognition untuk mengidentifikasi wajah penjahat yang terekam di CCTV adalah seringkali CCTV hanya merekam foto penjahat tersebut dari jarak jauh, sehingga gambarnya pudar atau blur. Oleh karena itu, teknologi baru yang berdasarkan pada face recognition berbasis algoritma di atas dikembangkan bersamaan dengan pengembangan teknologi peningkatan resolusi gambar.
3. Menggunakan sensor 3D
Pada teknologi ini, sensor 3D digunakan untuk mengidentifikasi bentuk dan kontur wajah, termasuk bentuk dan ukuran hidung, mata dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan menggunakan teknologi ini adalah, kualitas gambar yang dihasilkan oleh sensor 3D tidak akan berkurang meskipun Anda berfoto di ruang yang tidak memiliki pencahayaan yang memadai.
4. Kamera thermal
Teknologi terbaru yang digunakan untuk memasukkan data ini adalah teknologi kamera thermal. Dengan kamera thermal, sensor dapat menyensor wajah dengan tidak memasukkan aksesoris dan make up ke dalam fitur wajah. Selain itu, kamera jenis ini juga dapat menangkap gambar dengan baik meskipun kondisi ruangan sedang gelap. Hanya saja sayangnya database yang dapat digunakan untuk menyimpan data wajah yang dimasukkan menggunakan kamera ini masih amat sangat terbatas.