Apakah Anda pernah mendengar atau bahkan mengalami kasus di mana seseorang merasa tidak pernah membagikan informasi pribadi kepada siapapun, tetapi orang lain menggunakan data pribadi seseorang tersebut? Jika pernah, mungkin pelaku kejahatan siber tersebut menggunakan teknik hacking eavesdropping.
Semakin canggihnya teknologi mengakibatkan para pelaku kejahatan menggunakan segala cara untuk mengambil keuntungan sendiri. Termasuk teknik eavesdropping ini yang mana dilakukan dengan “menguping” informasi orang lain melalui penanaman virus di perangkat yang dituju.
Namun, sebenarnya teknik hacking ini memiliki pengertian lebih luas daripada itu. Lalu, apa itu eavesdropping? Apakah ada langkah pencegahannya? Daripada penasaran, mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Apa itu Eavesdropping?
Jika merujuk pada arti dari kata “eavesdropping” itu sendiri, berarti sebuah kegiatan “menguping” di mana seseorang dengan sengaja mendengar percakapan atau informasi orang lain. Dalam dunia teknologi, hal ini juga dipakai untuk mendengarkan atau memantau komunikasi seseorang tanpa sepengetahuan pihak bersangkutan.
Teknik ini dilakukan dengan menanamkan perangkat halus (software) atau menyadap jaringan perangkat target sasaran, seperti komputer, smartphone, laptop, dan lain sebagainya. Perangkat yang sudah ditanamkan ini kemudian bertugas untuk merekam seluruh aktivitas yang dilakukan seseorang menggunakan perangkat tersebut. Selanjutnya, data dalam perangkat akan dibuka kunci enkripsinya agar pelaku bisa mengambil informasi yang dibutuhkan.
Penanaman software ini umumnya menyerang perangkat mikrofon dan kamera. Melalui dua perangkat tersebut, pelaku kejahatan bisa melihat, memantau, dan mengambil seluruh informasi pengguna. Informasi tersebut bisa berupa identitas lengkap pengguna, riwayat transaksi keuangan, dan masih banyak lagi.
Lebih daripada itu, terkadang pelaku juga dapat mengatur dan mengambil alih perangkat pengguna. Cukup mengertikan, bukan?
Bukan tanpa tujuan pelaku tindak kejahatan ini melancarkan aksinya. Tujuan mereka biasanya berujung pada tindakan pencurian atau pemerasan yang dikategorikan sebagai tindakan kriminal. Inilah mengapa, evasdropping juga tergolong ke dalam salah satu jenis cyber crime. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa para pelaku tindakan eavesdropping melakukan aksinya untuk kepentingan pribadi lainnya.
Para pelaku kejahatan eavesdropping tidak mengenal bulu dalam mencari target sasarannya. Mereka bisa menyerang individu, kelompok, atau bahkan perusahaan. Apabila Anda adalah pemilik perusahaan, penting untuk meningkatkan keamanan digital perusahaan guna menghindari risiko terserang kejahatan siber ini.
Cara Mencegah Serangan Eavesdropping
Nah, agar individu atau perusahaan tidak mengalami serangan eavesdropping, Anda bisa menerapkan beberapa cara pencegahannya seperti berikut ini:
1. Enkripsi Data
Pada dasarnya, semua data yang disimpan dalam perangkat memiliki kunci enkripsinya tersendiri. Enkripsi data ini merupakan metode pengubahan kode yang ada dalam sebuah file agar tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Dengan kata lain, hanya pemilik perangkat tersebutlah yang bisa mengakses informasi di dalamnya.
Jadi, penting untuk melakukan enkripsi data agar hacker eavesdropping tidak bisa dengan mudah masuk ke dalam perangkat. Lindungilah informasi penting dalam perangkat seperti detail rekening bank, nomor kartu debit atau kredit, hingga tanda tangan digital dengan mengenkripsi data tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan aplikasi yang sudah memiliki sistem enkripsi end-to-end. Dengan sistem tersebut, seluruh komunikasi atau percakapan tidak bisa diakses oleh orang lain termasuk pengembang aplikasi itu sendiri. Hal ini berlaku untuk individu dan perusahaan yang sering menggunakan aplikasi pesan singkat sebagai media komunikasi sehari-hari.
Sebagai pebisnis, tentu Anda tidak ingin informasi seputar perusahaan diketahui atau bocor kepada pihak tidak bertanggung jawab, bukan? Terlebih jika Anda banyak bertransaksi digital, seperti penandatangan surat perjanjian, kontrak, dsb.
Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan aplikasi tanda tangan digital yang menggunakan sistem enkripsi tingkat lanjut seperti Privy. Dengan Privy, seluruh aktivitas digital Anda seperti penandatangan dokumen, pengiriman dokumen, hingga pembuatan dokumen akan terlindungi secara maksimal.
2. Atur dan Gunakan Kata Sandi yang Kuat
Salah satu upaya yang dilakukan pelaku kejahatan siber ini adalah berusaha masuk ke dalam akun perangkat yang memiliki sandi tertentu. Dalam penggunaan perangkat, tentu Anda disarankan untuk mengatur pembuatan sandi, seperti lockscreen, sandi aplikasi, dan sebagainya.
Tujuannya tentu untuk menghindari pihak tidak bertanggung jawab mengakses informasi pribadi Anda. Oleh karena itu, Anda perlu membuat kata sandi yang kuat menggunakan fitur 2FA atau Two-Factor Authentication. Fitur tersebut akan melindungi pengguna dari akses mencurigakan karena mengharuskan seseorang memasukkan informasi yang hanya diketahui pengguna bersangkutan.
Selain itu, hindari penggunaan kata sandi yang mudah ditebak, seperti nama lengkap, tempat kelahiran, tanggal lahir, dan informasi pribadi lainnya. Hal ini disebabkan karena informasi pribadi bisa dengan mudah didapatkan sehingga akan mempermudah pelaku kejahatan dalam melancarkan aksinya.
3. Hindari Penggunaan WiFi Umum
Tahukah Anda bahwa penggunaan WiFi umum dengan sistem pengamanan rendah dapat menjadi media terbaik untuk pelaku kejahatan eavesdropping menyerang perangkat? Ya, internet umum memang menjadi saluran terbaik untuk melakukan teknik ini karena semua perangkat tersambung ke satu saluran yang sama tanpa pengamanan yang ketat.
Hal ini bisa terjadi karena ketika Anda mengakses sesuatu menggunakan WiFi umum, terjadi proses pengiriman (transfer) data dari satu server ke server lainnya. Nah, pada saat itulah hacker akan menyadap dan meretas saluran guna mengambil informasi pribadi Anda.
Maka dari itu, hindarilah penggunaan WiFi umum yang tidak memiliki tingkat keamanan tinggi. Namun, apabila Anda harus menggunakan jaringan tersebut, upayakan untuk menggunakan jaringan privat atau VPN (virtual private network) agar hacker tidak mudah melacak aktivitas Anda.
4. Perbarui Perangkat secara Rutin
Terakhir, jangan lewatkan untuk memperbarui perangkat Anda secara rutin. Pembaruan perangkat bertujuan untuk meningkatkan keamanan agar tidak mudah diserang hacker.
Oleh karena itu, apabila Anda diarahkan untuk melakukan pembaruan, janganlah menundanya.
Demikianlah pemahaman tentang eavesdropping yang perlu Anda ketahui. Dengan memahami pengertian dan cara kerja kejahatan siber ini, Anda bisa menerapkan beberapa cara mencegahnya seperti yang sudah disebutkan di atas agar tidak menjadi target sasaran hacker.