Cara Menghitung Payback Period dengan Cepat dan Mudah

cara menghitung payback period

Sebagai seorang pebisnis, Anda pasti sering dihadapkan pada keputusan untuk menginvestasikan uang pada proyek tertentu. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi adalah dengan menghitung payback period.

Artikel ini akan membahas cara menghitung payback period dengan cepat dan mudah. Kami akan menjelaskan secara detail tentang konsep payback period, rumus yang digunakan, serta kelebihan dan kekurangannya.

Pengertian Payback Period?

Payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal yang telah dikeluarkan. Hal ini merupakan waktu yang diperlukan sampai total arus kas masuk dari suatu investasi sama dengan biaya awal investasi tersebut. Metode ini sangat populer di kalangan investor karena memberikan gambaran cepat tentang kapan mereka akan mencapai titik impas, atau saat dimana investasi mulai menghasilkan keuntungan bersih.

Periode pengembalian modal investasi menjadi indikator penting bagi para pemangku kepentingan untuk menilai seberapa cepat investasi akan mengembalikan modal yang ditanam. Semakin singkat periode pengembalian modaln maka semakin cepat juga investasi tersebut dikategorikan menguntungkan.

Syarat Periode Pengembalian Modal

Ada beberapa faktor yang menjadi syarat periode pengembalian modal yang ideal. Investasi dengan periode pengembalian modal yang lebih singkat umumnya lebih disukai, terutama dalam situasi di mana risiko investasi tinggi.

Namun, bagi proyek yang memiliki potensi keuntungan jangka panjang, syarat periode pengembalian yang sedikit lebih lama masih bisa diterima jika arus kas masa depan diproyeksikan lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keuntungan bersih dari investasi, bukan hanya seberapa cepat modal dapat dikembalikan.

Baca Juga: Surat Perjanjian Investasi: Manfaat, Jenis & Contohnya

Cara Menghitung Payback Period

Rumus dasar untuk menghitung payback period cukup sederhana. Anda hanya perlu membagi investasi awal dengan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Rumusnya adalah:

Payback Period = Nilai Investasi Awal : Arus Kas x 1 tahun​

Meskipun payback period bukan satu-satunya metode untuk menilai waktu pengembalian modal suatu investasi, metode ini sering digunakan karena memudahkan perbandingan dua proyek dengan tingkat pengembalian dan risiko serupa. Ini membantu investor memilih proyek dengan pengembalian modal lebih cepat. Namun, metode ini kurang mampu menentukan nilai sisa investasi karena tidak memperhitungkan arus kas setelah periode pengembalian modal.

Contoh Soal Menghitung Payback Period

Menghitung payback period bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Berikut beberapa caranya.

1. Menghitung dengan Arus Kas Konstan

Jika arus kas tahunan yang dihasilkan oleh investasi adalah konstan, menghitung payback period menjadi sangat mudah. Misalnya, jika investasi awal Anda adalah Rp 100 juta dan arus kas tahunan adalah Rp 20 juta, maka payback period adalah:

Payback Period= Rp100juta / Rp20juta =5 tahun

2. Menghitung dengan Arus Kas Tidak Konstan

Jika arus kas tahunan bervariasi, Anda harus menghitung arus kas kumulatif untuk setiap tahun hingga jumlahnya mencapai investasi awal. Misalnya, jika investasi awal Anda adalah Rp 100 juta dan arus kas tahunan adalah sebagai berikut:

  • Tahun 1: Rp 30 juta
  • Tahun 2: Rp 25 juta
  • Tahun 3: Rp 20 juta
  • Tahun 4: Rp 15 juta
  • Tahun 5: Rp 10 juta

Anda harus menjumlahkan arus kas hingga totalnya mencapai Rp 100 juta:

  • Tahun 1: Rp 30 juta
  • Tahun 2: Rp 55 juta (30 juta + 25 juta)
  • Tahun 3: Rp 75 juta (55 juta + 20 juta)
  • Tahun 4: Rp 90 juta (75 juta + 15 juta)
  • Tahun 5: Rp 100 juta (90 juta + 10 juta)

Dalam kasus ini, payback period adalah 5 tahun.

Kelebihan dan Kekurangan Payback Period

Metode ini memiliki sejumlah keuntungan yang membuatnya populer di kalangan investor, namun juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan. Berikut penjelasannya.

Kelebihan Payback Period

  1. Sederhana dan Mudah Dipahami: Payback period sangat mudah untuk dihitung dan dipahami, bahkan oleh mereka yang tidak memiliki latar belakang keuangan yang kuat.
  2. Mengukur Kecepatan Investasi dengan Likuiditas: Metode ini memberikan gambaran cepat tentang seberapa cepat investasi akan menghasilkan kembali modal yang dikeluarkan.
  3. Membandingkan Proyek: Payback period dapat digunakan untuk membandingkan beberapa proyek dengan mudah, berdasarkan seberapa cepat masing-masing proyek mengembalikan modal.

Kekurangan Payback Period

  1. Mengabaikan Nilai Waktu Uang: Metode ini tidak memperhitungkan bahwa uang yang diterima di masa depan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan uang yang diterima saat ini.
  2. Tidak Memperhitungkan Arus Kas Setelah Payback Period: Payback period hanya fokus pada periode hingga modal kembali, tanpa mempertimbangkan arus kas yang mungkin dihasilkan setelah periode tersebut.
  3. Mengabaikan Risiko: Metode ini tidak memperhitungkan risiko yang mungkin ada pada proyek investasi.

Baca Juga: Metode Pembayaran Online: Pilihan Terbaik dan Keamanannya

Langkah-langkah Menghitung Payback Period

Setelah memahami konsep dasar, rumus, serta kelebihan dan kekurangan dari payback period, mari kita lanjutkan dengan langkah-langkah praktis dalam menghitung payback period untuk berbagai jenis investasi.

1. Identifikasi Investasi Awal

Langkah pertama dalam perhitungan payback period adalah menentukan nilai investasi awal. Investasi awal mencakup semua biaya yang diperlukan untuk memulai proyek, seperti biaya pembelian aset, instalasi, serta biaya operasional awal. Mengetahui dengan jelas jumlah investasi ini adalah langkah dasar untuk menghitung periode pengembalian modal.

2. Hitung Arus Kas Tahunan

Setelah mengetahui investasi awal, langkah berikutnya adalah menghitung arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Arus kas ini adalah jumlah bersih yang diperoleh setelah dikurangi biaya operasional tahunan. Pastikan untuk memperhitungkan semua sumber pendapatan serta pengeluaran agar hasil perhitungan lebih akurat. Jika arus kas tidak stabil setiap tahun, Anda perlu mencatat dan menghitungnya secara terpisah untuk tiap tahun.

3. Gunakan Rumus Payback Period

Setelah Anda memiliki nilai investasi awal dan arus kas tahunan, gunakan rumus payback period untuk menghitung jangka waktu pengembalian modal. Jika arus kas tahunan konstan, cukup gunakan rumus dasar. Jika arus kas bervariasi, hitung arus kas kumulatif untuk setiap tahun hingga totalnya mencapai investasi awal.

Baca Juga: Cara Membuat Kwitansi Pembayaran & Contohnya

Mengapa Penting Menghitung Payback Period?

Menghitung payback period memungkinkan perusahaan atau investor mengetahui waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal awal yang telah dikeluarkan. Berikut beberapa alasan penting mengapa menghitung payback period sangat diperlukan dalam proses penilaian investasi:

1. Menilai Risiko Investasi

Salah satu alasan utama menghitung payback period adalah untuk menilai risiko investasi. Semakin cepat modal awal dikembalikan, semakin rendah risiko kerugian yang dihadapi perusahaan. Dengan mengetahui kapan investasi mencapai titik impas, perusahaan dapat menghindari ketidakpastian jangka panjang dan lebih mudah memutuskan apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan. Proyek dengan periode pengembalian modal yang lebih singkat biasanya lebih diutamakan karena risikonya dianggap lebih kecil.

2. Membantu Pengambilan Keputusan Cepat

Menggunakan perhitungan payback period memungkinkan pengambil keputusan menilai dan membandingkan beberapa proyek investasi dengan cepat. Metode ini memberi gambaran sederhana tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal, tanpa memerlukan analisis keuangan yang terlalu rumit. Hal ini sangat berguna bagi perusahaan yang harus membuat keputusan investasi dalam waktu singkat, terutama dalam kondisi persaingan yang ketat.

3. Memaksimalkan Alokasi Sumber Daya

Dengan menghitung payback period, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya ke proyek-proyek yang memiliki pengembalian modal lebih cepat. Ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan tidak hanya mendapatkan kembali modalnya dalam waktu yang singkat, tetapi juga dapat segera menggunakan modal tersebut untuk investasi baru.

Periode pengembalian modal investasi yang lebih singkat memungkinkan perusahaan untuk mengelola arus kas dengan lebih efisien, serta menjaga fleksibilitas keuangan dalam menghadapi perubahan kondisi pasar.

Menghitung payback period adalah cara cepat dan mudah untuk menilai kelayakan suatu investasi. Metode ini memberikan gambaran tentang seberapa cepat investasi dapat menghasilkan kembali modal yang dikeluarkan. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, payback period tetap menjadi alat yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan memahami dan menerapkan konsep payback period, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih informatif.

Apabila Anda ingin mengoptimalkan efisiensi operasional perusahaan Anda, pertimbangkan penggunaan tanda tangan digital tersertifikasi yang menjamin keamanan dan keabsahan dokumen penting perusahaan Anda. Tanda tangan digital memastikan bahwa semua transaksi yang berkaitan dengan etika bisnis dilakukan secara sah dan dapat dipertanggungjawabkan. 

Selain itu, pastikan juga bahwa masalah administrasi tidak akan menghalangi kelancaran bisnis Anda. Segera kunjungi website Privy dan hubungi tim kami untuk mengetahui berbagai fitur unggulan yang kami tawarkan. Selanjutnya, ketahui lebih lanjut bagaimana Privy membantu efisiensi bisnis Anda. Jangan lewatkan peluang ini untuk mengoptimalkan operasional perusahaan Anda dengan mencoba Free-Trial dari Privy!

Tinggalkan Balasan