/Mengenal KYC dalam Dunia Keuangan
KYC di dunia keuangan

Mengenal KYC dalam Dunia Keuangan

Sebagai individu, tentunya Anda pernah memberi pinjaman kepada seorang atau beberapa orang teman. Saat memberikan pinjaman tersebut, pastinya Anda akan melihat apakah teman tersebut layak diberi pinjaman atau tidak. 

Jika dia pernah berhutang kepada Anda tapi tidak pernah dikembalikan, tentu Anda akan lebih berhati-hati. Selain itu, Anda juga tentunya memastikan kalau Anda memberikan pinjaman kepada orang yang Anda kenal saja. 

Sama halnya dengan bank. Untuk memberikan pinjaman, bank tentu ingin “mengenal” individu atau instansi yang diberi pinjaman tersebut. Jika sebelumnya individu tersebut pernah gagal membayar pinjaman, tentu bank akan lebih berhati-hati. 

Berbeda dengan Anda dan teman Anda yang merupakan individu biasa, bank adalah sebuah instansi yang kompleks, sehingga perlu sistem pengenalan nasabah yang lebih kompleks juga. Sistem pengenalan nasabah ini kemudian disebut dengan “Know Your Customer” atau KYC. 

Pengertian KYC

Know Your Customer (KYC) adalah prinsip dan sistem di dunia keuangan yang mengharuskan instansi keuangan untuk melakukan verifikasi mengenai identitas, kesesuaian dan risiko yang dimiliki oleh pelanggan mereka. Sederhananya, dengan sistem ini bank akan tahu mengenai keaslian KTP, riwayat kredit hingga wajah asli nasabah. 

Fitur ini penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis instansi keuangan tersebut dari risiko-risiko yang terkait dengan nasabah, seperti risiko gagal bayar atau risiko keterlibatan nasabah tersebut terhadap tindak pidana pencucian uang (TPPU), terorisme dan tindak pidana korupsi (Tipikor), dan tindak pidana lainnya. 

Komponen KYC

komponen KYC

Terdapat 3 komponen KYC, yaitu:

1. Identifikasi

Pada komponen ini, nasabah atau customer akan diminta untuk mengisi data-data penting saat mendaftar untuk mendapatkan sebuah layanan keuangan. Data-data penting tersebut, seperti nama dan alamat lengkap, nomor KTP, tanda tangan dan lain sebagainya. Pada aplikasi keuangan, pelanggan juga akan diminta untuk memasukkan data biometrik mereka, seperti gambar swafoto dengan diam, swafoto dengan KTP dan lain sebagainya.

2. Verifikasi

Komponen selanjutnya dalam KYC adalah verifikasi. Pada komponen ini, pihak lembaga keuangan akan mencocokkan data-data calon nasabah tersebut dengan data-data yang ada di Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). 

Verifikasi ini tidak hanya untuk mencocokkan data, tetapi juga mengidentifikasi apakah calon nasabah terkait merupakan orang yang memiliki eksposur terhadap kejahatan, punya catatan hitam atau merupakan orang yang memiliki politically exposed persons yang tinggi atau tidak. 

3. Pemantauan

Komponen selanjutnya dalam KYC adalah memantau transaksi yang dilakukan oleh nasabah tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah nasabah tersebut melakukan transaksi yang mencurigakan atau lain daripada yang dilakukannya atau tidak. Dengan demikian, bank dapat melakukan deteksi dini apabila seorang nasabah menjadi korban penipuan atau terlibat dalam kejahatan. 

Manfaat KYC Bagi Industri dan Konsumen

Berikut ini beberapa manfaat penerapan sistem KYC bagi industri dan konsumen dunia keuangan:

1. Meminimalisir risiko gagal bayar

Dengan mengetahui data diri nasabah, pemberi pinjaman dapat mengetahui riwayat kredit dan perilaku nasabah tersebut terhadap dana pinjaman, sehingga pemberi pinjaman tersebut dapat memperkirakan tinggi rendahnya risiko gagal bayar pada nasabah terkait. 

2. Terhindar dari risiko akibat tindakan kriminalitas

Dengan menggunakan sistem KYC yang telah didesain sesuai dengan regulasi mengenai TPPU dan terorisme, lembaga keuangan tersebut bisa terhindar dari sanksi-sanksi yang timbul akibat aksi kriminalitas tersebut, termasuk di antaranya adalah tercorengnya nama baik bank. 

3. Membantu nasabah untuk terhindar dari tindak pidana penipuan

Bank atau lembaga keuangan lainnya dapat mendeteksi jika ada transaksi mencurigakan, sehingga mereka bisa membantu konsumen terkait terhindar dari tindak pidana penipuan. 

4. Membantu membentuk industri keuangan yang lebih aman dan nyaman

Dengan adanya sistem ini, pelaku industri keuangan, seperti bank atau perusahaan P2P Lending tidak perlu lagi khawatir jika pinjaman yang mereka berikan gagal bayar oleh konsumen. Sebaliknya, nasabah penyimpan atau investor juga tidak perlu khawatir jika dana yang mereka simpan dipinjamkan kepada orang yang tidak bertanggung jawab. 

Contoh Implementasi KYC dalam Dunia Keuangan

pekerja perempuan di depan laptop

Saat ini teknologi KYC sudah banyak sekali digunakan, khususnya di dalam dunia keuangan. Berikut ini beberapa contoh implementasi KYC di industri ini:

1. Proses pengajuan akses fitur paylater di aplikasi online marketplace

Dengan mengakses fitur ini, pengguna bisa berbelanja dengan tanpa langsung membayar. Proses pembayarannya bisa diangsur selama beberapa bulan kedepan dengan bunga sebagai tambahan. Secara garis besar, fitur ini sama seperti kartu kredit yang diterbitkan oleh bank, hanya saja cuma bisa dipakai di online marketplace tertentu. Saat ingin menggunakan fitur ini, pengguna diminta untuk mengisi data-data penting, seperti nomor KTP, tanggal lahir, nama lengkap dan lain sebagainya. Termasuk di antaranya juga diminta untuk berswafoto dengan menggerakkan wajah dan menampilkan KTP. Bagi pengguna, hal ini bisa jadi merepotkan, namun bagi penerbit fitur paylater terkait, hal ini penting untuk memastikan identitas pengguna tersebut. 

2. Akses full fitur di aplikasi investasi cryptocurrency

Sebagai aset yang tidak diintervensi oleh pemerintah manapun, cryptocurrency merupakan salah satu aset yang paling rawan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Adanya fitur KYC ini akan memudahkan penyelenggara aplikasi investasi terkait untuk memastikan nasabah mereka tidak terlibat tindak pidana tersebut. Bagi investor, mengikuti mekanisme ini berarti mereka dapat mengakses fitur aplikasi investasi tersebut secara penuh, mulai dari menerima transfer hingga mencairkan koin dalam ke dalam rupiah. 

    Tantangan dalam KYC

    Meskipun sistem KYC sekarang ini sudah canggih dan banyak yang sudah digital (e-KYC), namun tidak dapat dipungkiri jika teknologi ini masih harus menghadapi tantangan. Berikut ini di antaranya:

    1. Penyalahgunaan data pribadi

    Sudah bukan rahasia lagi apabila salah satu tantangan terbesar penerapan KYC adalah keamanan data pribadi. Nomor KTP, foto nasabah dan data-data penting lainnya bisa bocor secara sengaja maupun tidak sengaja kepada orang yang tidak bertanggung jawab. 

    Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menyetujui Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi (PDP) pada tahun 2022 lalu dan membebankan denda sebesar 20-50 miliar rupiah untuk penyalahgunaan data pribadi ini.

    2. Akses internet yang belum merata

    Semua proses e-KYC menggunakan internet. Padahal, akses internet di Indonesia sendiri, khususnya di daerah-daerah pedalaman masih terbatas. 

    3. Masalah pada akurasi data biometrik

    Beberapa waktu lalu muncul permasalahan seorang driver ojek online yang menggunakan topeng untuk memalsukan data pribadi. Dalam hal ini, akurasi data biometrik untuk proses KYC di aplikasi terkait patut dipertanyakan.

    Teknologi e-KYC

    Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasanya saat ini proses KYC sudah dilakukan secara digital melalui e-KYC. Dalam proses ini, data-data yang dimasukkan oleh pelanggan, entah itu data tertulis maupun gambar dapat langsung dicocokkan ke database institusi terkait untuk memastikan legitimasi pelanggan tersebut. Dengan demikian, proses identifikasi dan verifikasi pelanggan jadi lebih cepat, tepat dan hemat biaya. 

    Privy adalah salah satu penyedia e-KYC terkemuka di Indonesia. Data-data yang dimasukkan oleh pelanggan ke Privy akan langsung dicocokkan ke database Dukcapil dan dipastikan keamanannya melalui keamanan tingkat militer. Jika data pelanggan sudah sesuai, maka akan ada sertifikat elektronik yang menandai kesesuaian data tersebut, sehingga pelaku industri apapun termasuk industri keuangan tidak perlu khawatir mengenai keaslian data pelanggan mereka. 

    Be Sociable, Share!

      Farichatul Chusna memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi secara jelas dan mudah dipahami, sehingga tulisannya seringkali menjadi sumber referensi bagi pembaca yang mencari informasi yang akurat dan terpercaya.